Harga minyak mentah jenis Brent di pasar dunia alami penurunan. Padahal di awal bulan Oktober ini, Brent sempat menyentuh rekor tertingginya.

Harga Brent untuk kontrak Desember 2018 di pasar global, meninggalkan level US$ 80 per barel atau tepatnya US$ 79,29 per barel. Harga itu turun 6,7% dari posisi awal bulan ini yang sempat meyentuh level tertinggi sejak 2014, yakni US$ 85 per barel.

Tak hanya Brent, penurunan harga juga terjadi untuk minyak jenis lain. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November juga mengalami penurunan harga sebesar US$ 1,10 ke $ 68,65 per barel pada perdagangan di New York Mercantile Exchange.

Turunnya harga ke level terendah ini terjadi selama kurang lebih sebulan setelah stok minyak Amerika Serikat (AS) naik. Bahkan, stok minyak mentah di AS telah meningkat selama empat minggu berturut-turut dan terpanjang sejak awal 2017.

Persediaan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma,  meningkat 1,78 juta barel pekan lalu menjadi lebih dari 28 juta barel. Ini yang tertinggi dalam hampir empat bulan.

Peningkatan stok ini juga membanjiri pasar karena ekspor dimaksimalkan. “Stok meningkat di AS," kata Kepala Analis Komoditas, Bjarne Schieldrop, di SEB AB yang berbasis di Oslo, dikutip dari Bloomberg, Jumat (19/10).

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) juga sempat memprediksi penurunan harga minyak secara bertahap setelah menyentuh level US$ 85 per barel.  Rata-rata harga minyak dunia diramalkan mencapai US$ 69,38 per barel tahun ini, kemudian turun menjadi US$ 68,76 per barel di 2019, dan berlanjut turun hingga berada di kisaran US$ 60 per barel pada 2023.

(Baca: IMF Prediksi Penurunan Harga Minyak Dunia Imbas Naiknya Pasokan)

Mengutip laporan IMF bertajuk World Economic Outlook, penurunan harga minyak diprediksi imbas peningkatan produksi shale gas di Amerika Serikat (AS) dan minyak dari negara-negara OPEC+. "Pasokan minyak dunia diperkirakan akan meningkat secara bertahap melebihi batas prakiraan," demikian tertulis dalam World Economic Outlook yang dirilis dalam pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali, Selasa (9/10).