Mulai Desember, Skema Penyaluran Bahan Baku B20 Diubah

Arief Kamaludin | Katadata
Biodiesel murni dan campuran solar dengan kadar 10 dan 20 persen.
18/10/2018, 21.21 WIB

Pemerintah akan mengubah skema penyaluran minyak sawit (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar ke PT Pertamina (Persero). Perubahan ini karena selama ini kebijakan pencampuran minyak sawit ke Solar dengan porsi 20 % atau Program B20 belum berjalan lancar.

Nantinya, badan usaha pemasok FAME tidak lagi mengirimkan ke semuar Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina yang berjumlah 112 buah. Namun, hanya beberapa lokasi saja yang akan dipasok. Kemudian, Pertamina yang akan menyalurkan ke tangki-tangki tersebut.

Skema itu akan dituangkan lewat peraturan dan berlaku mulai 1 Desember 2018. “Kami mengambil keputusan untuk penyederhanaan," kata Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana, di Jakarta, Kamis (18/10).

Sejak diterapkan 1 September 2018, kebijakan perluasan B20 ke Solar nonsubsidi ini memang tidak berjalan lancar, terutama di wilayah Indonesia Timur. Pasokan FAME kerap terlambat karena distribusi kapal terganggu akibat ombak.  

Dari data yang dipaparkan Pertamina di Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), selama 1 September sampai 25 September 2018, hanya 224.607 kiloliter (KL) FAME yang terealisasi. Ini baru 62% dari pasokan FAME yang dipesan Pertamina dari badan usaha sebesar 431.681 KL untuk periode September.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penyaluran minyak sawit (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) untuk program pencampuran dengan solar atau B20 belum optimal. Bahkan FAME yang terserap hanya 11% dari target yang telah ditentukan tahun ini. 

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengatakan sejak awal September sampai 10 Oktober 2018, realisasi penyaluran FAME baru mencapai 437.980 Kilo Liter (KL). Padahal targetnya 3,9 juta KL. "Kami akui belum optimal, tapi klaim September sampai sekarang getting better," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (15/10).

(Baca: Sebulan Lebih Kebijakan B20 Berjalan, Penyaluran FAME Hanya 11% Target)

Jika target 3,9 juta KL bisa terealisasi ada potensi penghematan devisa hingga Rp 30,59 triliun. Dengan begitu, tahun depan rencananya target penyaluran FAME untuk program B20 meningkat menjadi 6,2 juta KL. Dari jumlah tersebut terdapat potensi penghematan devisa sebesar Rp 48,73 triliun. Adapun penghematan devisa itu diperoleh karena penerapan program B20 dapat mengurangi impor Solar.