Inalum Akan Terbitkan Obligasi untuk Bayar Utang Beli Saham Freeport

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua.
6/9/2018, 21.31 WIB

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) berencana menerbitkan surat utang atau obligasi global di Bursa Saham Singapura. Tujuannya untuk membayar utang akibat pembelian saham PT Freeport Indonesia.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan penerbitan obligasi di Singapura ini agar dapat menarik lebih banyak investor asing. "Buat lunasin pinjaman ini kami akan menerbitkan obligasi," kata dia di Jakarta, Kamis (06/9).

Adapun opsi penerbitan obligasi global ini diambil agar bisa mengurangi beban arus kas perusahaan. Dengan obligasi global, perusahaan hanya membayar bunga setiap tahunnnya. Pokok utang dibayarkan saat jatuh tempo.

Skema itu berbeda jika harus menggunakan pinjaman bank. Dengan skema ini, perusahaan harus membayar pokok utang pinjaman juga setiap bulan. Alhasil bisa membebani arus kas.

Adapun, Inalum harus mengeluarkan dana sekitar US$ 3,8 miliar untuk bisa memiliki 51% saham PT Freeport Indonesia. Untuk bisa membayar itu, induk usaha perusahaan tambang ini akan meminjam dana dari beberapa yang dipimpin Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG). 

Untuk melunasi pinjaman dari bank itu, Inalum harus menyediakan dana US$ 4 miliar. Ini karena, bank menetapkan bunga sebesar 6% per tahun.

Dana itu lah yang akan ditutup dari obligasi. Budi memperkirakan pinjaman itu bisa lunas dalam tempo satu dua bulan menggunakan dana dari obligasi global.

Budi tidak terlalu khawatir dengan adanya utang dari penerbitan obligasi tersebut. Ini karena  Freeport Indonesia yang akan diakusisinya itu bisa menghasilkan laba bersih US$2 miliar per tahun setelah tambang bawah tanahberoperasi. 

Hingga Juli 2018, total aset Inalum juga mencapai Rp 101 triliun. Adapun pendapatan bersih perusahaan sebesar Rp 6 triliun. Capaian itu naik dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp2,3 triliun. 

Sementara total kas perusahaan tercatat Rp 19,8 triliun, naik periode Desember 2017 yang hanya Rp 16,1 triliun. Rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio) tercatat sebesar 22,2%, atau naik dari Desember 2017 sebesar 21,2%. 

(Baca: Inalum Harus Lewati Tiga Tahap Lagi Sebelum Kuasai 51% Saham Freeport)

Obligasi berdenominasi Dolar Amerika Serikat ini rencananya diterbitkan tahun ini. Target investornya berasal dari Amerika Serikat, Eropa dan Asia.