Angka itu berdasarkan perhitungan dari Arcandra Tahar saat menjabat Menteri ESDM. “Itu yang dilaporkan Pak Arcandra ke saya,” kata Luhut di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (16/8/16).

Biaya sebesar US$ 16 miliar tersebut juga lebih tinggi dibandingkan yang diajukan Inpex dengan memakai skema terapung di laut (FLNG), nilainya mencapai US$ 14,8 miliar. Namun lebih rendah dari perhitungan awal jika kilang dibangun ke Aru maupun ke Tanimbar dengan investasi masing-masing sebesar US$ 22,3 miliar dan US$ 19,3 miliar.

Selama ini biaya pengembangan Masela juga memiliki berbagai versi. Salah satunya biaya proyek Masela yang dikeluarkan oleh Kantor Staf Presiden (KSP) bebebapa tahun lalu.

Berdasarkan data yang dimiliki Katadata.co.id, KSP pernah membuat perhitungan yang berbeda. Nilai investasi untuk skema FLNG sebesar US$ 18,2 miliar, sedangkan untuk skema kilang darat dan pipa ke Aru lebih rendah, yaitu US$ 13,25 miliar. Adapun, skema kilang darat dan pipa ke Tanimbar US$ 11,85 miliar.

(Baca: SKK Migas Waspadai Calo Gas Blok Masela)

Sementara itu saat ini Inpex juga tengah melakukan studi penilaian risiko (study risk assessment), studi Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), dan tahap klasifikasi lokasi potensial fasilitas produksi di darat untuk mendukung proyek Masela. Inpex berencana akan mengajukan revisi PoD pada November mendatang.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia