PT Pertamina (Persero) akan menggunakan sistem digital di ribuan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mulai tahun ini. Tujuannya untuk mengawasi penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti Solar dan BBM Khusus Penugasan yakni Premium.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saryono Hadiwidjojo berharap penggunaan sistem digital pada pipa semprot (nozzle) Bahan Bakar Minyak (BBM) ini memudahkan dalam pengawasan dan pendataan. “Harapannya supaya pada waktu verifikasi pendataan dan pengendalian BBM berjalan dengan baik," kata dia, di Jakarta, Senin (13/8).
Sebagai tahap awal, uji coba digitalisasi pada pipa semprot itu sudah dilakukan di 10 titik Pulau Jawa. "Sepuluh kami uji coba untuk memastikan kesiapan sistemnya," kata Tim Digital Transformasi PT Pertamina, Endriyanto.
Ke-10 titik itu ada di Jakarta yakni kawasan Fatmawati , kemudian Bekasi di Pondok Ungu dan Azalea, Jawa Timur di Sidoarjo, Daerah Istimewa Yogyakarta di Cokro. Lalu dua SPBU di Tol Cipali Jawa Barat. Ada juga dua SPBU di Cipularang, dan satu di Tanggerang Selatan yaitu Rempoa.
Namun, jumlah tersebut akan terus meningkat. Targetnya hingga akhir tahun ini, Pertamina bisa menerapkan digitalisasi di 5.518 SPBU.
Digitalisasi pada SPBU ini juga menggandeng PT Telkom. Ini untuk memastikan jaringan untuk mengirimkan data dari SPBU ke sentral data BPH Migas berjalan lancar.
Data tersebut nantinya akan menggunakan jaringan 3G dan 4G. "Adapun cara kerjanya yaitu sensor akan dipasang di tempat pengisian, lalu ribuan data akan dikirimkan ke BPH Migas," kata Direktur Enterprise and Business Telkom, Dian Rachmawan.
(Baca: Makin Langkanya Premium di Metropolitan Kami)
Saat ini Pertamina dan Telkom masih menyusun kontrak kerja sama, termasuk menghitung anggarannya. Targetnya skema kontrak sudah selesai dalam tiga hari ke depan.