PT Pertamina (Persero) membuka peluang kepada kontraktor lain untuk menjadi mitranya di Blok Rokan. Bahkan PT Chevron Pacific Indonesia juga masih diperbolehkan memiliki hak kelola di blok tersebut.
Pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan siapa pun bisa menjadi mitra perusahaannya. Namun, mayoritas hak kelola dan operator masih dipegang Pertamina. “Kami terbuka dengan siapa saja,” kata dia di Jakarta, Rabu (1/7).
Meski begitu, besaran hak kelola untuk mitra Pertamina hingga kini belum bisa ditentukan. Perusahaan pelat merah itu masih mempersiapkan mengenai masa transisi. Tujuannya agar produksi tidak turun.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto juga mengingatkan agar Pertamina tetap menjadi mayoritas di Blok Rokan, meskipun tidak membatasi besaran hak kelola yang dibagi. "Pokoknya mayoritas," kata dia.
Sementara itu, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan tidak akan ikut campur dalam proses pembagian hak kelola tersebut. "Kami serahkan kepada Pertamina. Pemerintah kan menyerahkan 100% kepada Pertamina, kemudian di situ ada hak Badan Usaha Milik Daerah10%, sisanya itu adalah aksi korporasi," kata dia di Jakarta, Rabu (1/8).
Menurut Arcandra, pihaknya akan melakukan transisi Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina hingga kontraknya berakhir 2021 nanti. Menurutnya, transisi di blok Mahahakam yang sebelumnya telah dilakukan Pertamina dari Total akan menjadi pelajaran.
(Baca: Chevron Kecewa Pemerintah Berikan Blok Rokan ke Pertamina)
Tim juga akan bekerja dengan data yang lengkap, bahkan Menteri ESDM Ignasius Jonan akan ke Amerika Serikat untuk berbicara dengan Chevron. “Untuk melihat bagaimana kami mengevaluasi Blok Rokan ini," kata Arcandra.