Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) segera melelang Blok West Kampar. Ini karena pengelola blok minyak dan gas bumi (migas) tersebut dinyatakan pailit. Sementara itu tidak ada lagi yang berminat mengelola blok tersebut.
Direktur Hulu Kementerian ESDM Ediar Usman berharap Blok West Kampar bisa dilelang tahun ini. “Inginnya begitu, mudah-mudahan. Dilelang karena tidak ada yang berminat,” kata dia di Jakarta, Selasa (24/7).
Blok West Kampar terletak di Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hulu, Kampar, sampai Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah kerjanya mencapai 2908,77 kilo meter persegi.
Kontrak bagi hasil Blok West Kampar ditandatangani pada Oktober tahun 2005. Jangka waktu kontraknya selama 30 tahun. Blok ini memiliki potensi 500 juta barel minyak.
Saat penandatanganan kontrak, blok ini memiliki komitmen pasti seperti survei seismik 2D sepanjang 250 kilometer. Kemudian seismik 3D seluas kilometer persegi. Komitmen lainnya adalah pengeboran sumur Pendalian-3 dan tambahan empat sumur eksplorasi pada November 2008.
Awalnya, blok ini dikelola PT Sumatera Persada Energi (SPE). Kemudian pada 28 Desember 2008, Oilex Ltd membeli hak kelola sebesar 45% dari PSE, yang juga merupakan grup dari PT Asiabumi Petroleo.
Namun, pada Desember 2016, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memusutkan PT Sumatera Persada Energi (SPE) dalam kondisi pailit. Ini karena SPE belum membayar tagihan kepada Bank CIMB Niaga sebesar US$ 2,44 juta sejak Januari hingga Oktober 2016.
(Baca: Kementerian ESDM Ubah Skema Lelang Reguler)
Berdasarkan laporan keuangan Oilex per 28 Maret 2018, SPE masih berselisih dengan perusahaan yang berkantor di Australia tersebut. Oilex terus mengejar penegakan Putusan Arbitrase dan penyelesaian komersial.