Perusahaan energi asal Italia, Eni berencana mengebor satu sumur eksplorasi di Lapangan Jangkrik. Rencana itu disampaikan saat Chief Executive Officer (CEO) Eni Fabrizio Trilli bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa (24/7).
Menurut Luhut, kedatangan Fabrizio untuk menyampaikan kinerja Proyek Jangkrik yang dikelolanya. Dalam paparannya, perkembangan proyek tersebut diklaim masih bagus.
Selain itu, manajemen Eni memaparkan rencana ke depan di proyek tersebut. “Dia mau mengebor satu well lagi di Jangkrik," kata Luhut di Jakarta, Selasa (24/7).
Proyek Jangkrik meliputi dua lapangan Jangkrik dan Lapangan Jangkrik NE di Blok Muara Bakau, Kalimantan Timur. Berdasarkan data SKK Migas, sejak awal Januari hingga Juni 2018, Proyek Jangkrik memproduksi 684,36 juta kaki kubik per hari (mmscfd), atau melampaui target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher pernah mengatakan operasi penyebab tingginya produksi Jangkrik itu lantaran kinerja operasi yang berjalan optimal. "Kehandalan fasilitas produksi yang baik," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (16/7).
Proyek Jangkrik pertama kali beroperasi Mei 2017. Proyek ini memiliki fasilitas produksi berupa kapal apung (Floating Production Unit/FPU) dengan kapasitas 450-600 mmscfd. Proyek Jangkrik mencakup Lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East (NE).
(Baca: Produksi Gas Proyek Jangkrik Berhasil Lampaui Target)
Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 3,77 miliar. Ini mengacu rencana pengembangan (PoD) II Lapangan Jangkrik dan Jangkrik NE yang disetujui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tahun 2013.