PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk sudah memetakan sejumlah rencana dalam menjalankan bisnis gas ke depan pascaakuisisi 51% saham PT Pertamina Gas (Pertagas). Rencana kerja itu harapannya bisa meningkatkan penerimaan perusahaan.
Rencana pertama adalah menghilangkan tumpah tindih jaringan transmisi gas. Tujuannya menurunkan biaya akibat duplikasi yang terjadi sebelum ada akuisisi. "Kami bisa turunkan capital expenditure untuk yang duplikasi," kata Direktur Utama PGN, Jobi Triananda Hasjim di Jakarta, Selasa (3/7).
Kedua, penghentian sementara pemasangan dan penyaluran gas ke konsumen untuk meminimalisir duplikasi pelanggan. Saat ini pelanggan PGN mencapai 200-300 ribu dan Pertagas 150 pelanggan yang kebanyakan berasal dari sektor industri.
"Jadi Pertagas Niaga itu kan menyediakan untuk ratusan customer. Sedangkan kami sudah ribuan. Jadi nanti akan ada penugasan produk tertentu supaya pelanggan tidak bingung," kata Jobi.
Ketiga, menjalankan proyek integrasi jaringan pipa Jawa Barat dan Jawa Timur. Ini penting sebab selama ini kedua wilayah tersebut belum terhubung jaringan gas. Namun sayang Jobi belum mau merinci detail mengenai proyek tersebut.
Dengan rencana yang sudah dibuat itu, Jobi berharap rasio pemakaian gas di Indonesia terus meningkat. Apalagi PGN memiliki target besar untuk memperluas jaringan gas ke seluruh Indonesia ke depan.
Saat ini rasio pemakaian gas di Indonesia mencapai 5%. "Kami punya mimpi besar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Mereka penduduk Indonesia juga mereka berhak juga atas gas bumi," ujar Jobi.
Dengan adanya integrasi ini, harapan lainnya bisa mewujudkan efisiensi di seluruh mata rantai gas, mulai dari kepastian sumber gas hingga distribusi. Alhasil, harga gas bisa lebih kompetitif. Dengan begitu dapat mendorong pertumbuhan pasar yang berkelanjutan dan meningkatkan pendapatan.
Sementara itu, PGN masih memiliki kewajiban menyelesaikan proses transaksi akuisisi 51% saham Pertagas, meskipun kedua belah pihak sudah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA). Adapun nilai akuisisi tersebut mencapai Rp 16,6 triliun.
Jobi mengatakan transaksi akuisisi Pertagas tersebut akan diselesaikan selama tiga bulan ke depan sejak 29 Juni 2018. "Ini adalah tindaklanjut dari keputusan pemerintah untuk holding migas," kata dia.
(Baca: Nilai Akuisisi 51% Saham Pertagas Mencapai Rp 16,6 Triliun)
Dalam mengakuisisi Pertagas, PGN menggunakan dana internal dan pinjaman. Adapun PGN harus mencari pinjaman sekitar Rp 10 triliun sampai 11 triliun untuk melunasi proses akuisisi tersebut.