PT Saka Energi Indonesia tengah melakukan pengadaaan rig untuk kegiatan pegeboran sumur eksplorasi di Blok Wokam II, Papua. Rencananya pengeboran sumur di blok itu akan dilakukan tahun ini.

Vice President Exploration PT Saka Energi Indonesia Rovicky Putrohari mengatakan tujuan pengeboran adalah membuktikan cadangan minyak dan gas bumi (migas) yang ada di blok tersebut."Rignya masih tender," kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (24/4).

Tahun ini Saka rencananya akan mengebor satu sumur eksplorasi. Pengeboran ini awalnya ditargetkan bisa terlaksana kuartal III atau IV tahun ini. Namun Rovicky belum mau merinci biaya yang akan dikeluarkan Saka dalam mengebor sumur tersebut.

Adapun Saka membutuhkan dana sekitar US$ 150 juta sampai US$ 200 juta untuk kegiatan tahun 2018. Dana ini akan digunakan untuk beberapa kebutuhan termasuk pengeboran sumur dan biaya pemeliharaan di seluruh blok yang dimiliki anak usaha PGN tersebut.

Di Blok Wokam II, Saka bertindak sebagai operator dan memilki hak kelola 100% melalui anak usahanya yakni PT Saka Energi Wokam. Kontrak Blok ini memakai skema kontrak bagi hasil yang menggunakan pengembalian biaya operasional (cost recovery) dan berakhir Desember 2040.

Blok ini merupakan blok eksplorasi lepas pantai di Papua Barat. Blok yang masih berstatus eksplorasi ini memiliki luas area 3.714 kilometer persegi (km2). Blok ini sudah mendapatkan perpanjangan masa eksplorasi selama empat tahun dari SKK Migas. Jadi masa eksplorasi blok ini akan berakhir tahun 2020.

Saka mengakuisisi Blok Wokam II dari perusahaan asal Amerika Serikat, Murphy Oil tahun 2015 lalu. Nilainya US$ 250 ribu.

(Baca: Saka Siapkan Modal Kerja Tahun Depan Hingga Rp 2,7 Triliun)

Di blok tersebut, Saka mendapatkan jatah untuk minyak sebesar 66,7% dan sisanya pemerintah. Untuk porsi gas, Saka mendapatkan persentase bagi hasil yang sama dengan minyak bumi.

Reporter: Anggita Rezki Amelia