Ophir Energy masih belum bisa memutuskan apakah akan mengebor Blok West Papua IV dan Aru. Kedua blok yang masih berstatus eksplorasi ini berada di Indonesia bagian timur.

Chief Executive Officer Ophir Energy Nick Cooper mengatakan keputusan mengebor kedua blok itu akan diputuskan setelah mengkaji data seismik yang ada. “Kegiatan mengebor sumur di West Papua IV dan Aru akan diputuskan Semester 1 tahun 2018,” dikutip dari keterangan resmi Ophir yang ada di website resminya, Kamis (8/3).

Ophir telah melakukan seismik tiga dimensi (3D) tahun 2016 lalu di dua blok tersebut. Perusahaan ini telah mengeluarkan biaya sekitar US$ 7 juta atau sekitar Rp 96 miliar di dua blok eksplorasi tersebut. Biaya itu untuk data seismik dan perencanaan sumur.

Hasil seismik ini masih perlu dikaji dan evaluasi lebih mendalam lagi. Kemudian, data seismik ini yang akan menjadi pertimbangan apakah perusahaan asal Inggris ini  akan mulai mengebor hingga kuartal II tahun ini.

Mengacu situs resminya, Ophir memperoleh Blok Papua Barat IV di West Papua IV dan Aru di Maluku setelah mengakuisisi Niko Resources Limited pada tahun 2015. Ophir memiliki 49,9% hak kelola di Blok West Papua IV dan 60% hak kelola di Blok Aru.

Dua blok ini adalah blok laut dalam (deepwater) yang berpotensi mengandung lebih dari satu miliar barel minyak. Adapun luas di Blok Aru mencapai 5.701 kilo meter persegi (km2).

(Baca: Ophir Alirkan Gas Perdana Kerendan untuk Pembangkit Listrik)

Selain di dua blok ini, Ophir sebenarnya memiliki aset lainnya, yakni Lapangan Kerendan Blok Bangkani. Di lapangan ini, Ophir baru mencapai kesepakatan dengan PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) mengenai kenaikan harga gas menjadi US$ 5,65 per mmbtu dari sebelumnya US$ 5,08 per mmbtu.

Reporter: Anggita Rezki Amelia