Ophir Energy dan PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) sepakat menaikkan harga gas dari Lapangan Kerendan di Blok Bengkanai, Kalimantan Tengah. Kesepakatan itu terjadi pada Februari tahun 2018.
Chief Executive Officer Ophir Energy Nick Cooper mengatakan dengan kesepakatan itu, harga gas dari Lapangan Karenan menjadi US$ 5,65 per mmbtu. Sebelumnya hanya US$ 5,08 per mmbtu. “Kami menyetujui kenaikan harga gas di lapangan Kerendan," kata dia dikutip berdasarkan siaran resminya pada Webiste resmi Ophir, Kamis (8/3).
Hal ini pun tidak dibantah pihak PLN. Kepala Divisi Pengadaan Bahan Bakar Minyak/BBM dan Gas Bumi PLN Chairani Rachmatullah mengatakan angka US$ 5,65 merupakan hasil hitungan bersama. Namun, hingga kini belum ada amendemen kontrak.
Menurut Chairani, PLN dan Ophir masih membahas mengenai aspek komersial. “Kalau semua sudah sepakat, baru lanjut ke tanda tangan amendemen,” kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (8/3).
Sementara itu, mengacu situs resmi Ophir, perusahaan asal Inggris itu kini mengalirkan gas untuk pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Bangkanai milik PLN di Kalimantan Tengah. Pembangkit itu memiliki kapasitas 155 MW. Jarak antara lokasi PLTMG Bengkanai dengan lapangan Kerendan sekitar tiga kilo meter (km).
Jual beli gas Kerendan ini dimulai dengan perjanjian antara Ophir dan PLN yang diteken tahun 2011 lalu. Dalam kontrak itu, Ophir akan memasok 20 mmscfd gas ke PLN. Gas pertama ini dialirkan 2016. Adapun cadangan saat ini sebesar 122 miliar kaki kubik (bcf).
Namun, cadangan gas itu meningkat menjadi 457 bcf. Peningkatan cadangan ini karena Ophir berhasil merampungkan survei seismik 3D pada Desember lalu. Namun, gas ini saat ini belum berkontrak dan akan dikomersialkan dalam lima tahun ke depan.
Ophir sudah mulai menegosiasikan gas 457 bcf itu kepada calon pembeli seperti PLN. Harapannya Ophir bisa kembali menjalin kerjasama dengan PLN memasok gas untuk pembangkit gas PLN lainnya di Kalimantan Tengah dengan kapasitas 145 MW. Tak hanya PLN, Ophir juga membuka diri kepada pihak lainnya untuk bekerjasama membeli gas itu.
Mengacu laporan tahunan Ophir 2017, tercatat lapangan Kerendan menghasilkan produksi migas 8,4 ribu barel setara minyak per hari (bsmph) pada 2017. Namun angka ini lebih rendah dari total produksi tahun 2016 yang mencapai 8,7 ribu bsmph.
Sepanjang 2017, pendapatan yang berasal dari Lapangan Kerendan mencapai US$ 19 juta. Adapun di Lapangan Kerendan, Ophir berinvestasi pada 2017 sebesar US$ 13 juta berupa akuisisi seismik 3D.
(Baca: Ophir Alirkan Gas Perdana Kerendan untuk Pembangkit Listrik)
Blok Bengkanai, operator blok tersebut adalah Ophir Indonesia (bengkanai) Ltd yang mengempit hak kelola 70%. Sedangkan PT Saka Bangkanai Kalimantan memiliki 30% hak kelola.