Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan melelang 25 blok minyak dan gas bumi (migas) bulan depan dengan skema kontrak Gross Split. Padahal sebelumnya ESDM menargetkan bisa membuka lelang pada bulan ini.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan saat ini pihaknya masih menyelesaikan syarat dan ketentuan untuk melelang blok-blok tersebut. "Kemungkinan sekitar pertengahan Februari lelang dibuka," kata dia di Jakarta, Selasa (16/1).
Blok-blok migas yang akan dilelang itu merupakan blok-blok lama yang sebelumnya tidak laku. Meski begitu, kini 25 blok migas tersebut sudah melalui tahap evaluasi dan dinilai menarik untuk dilelang. Bahkan beberapa diantaranya adalah hasil studi bersama (joint study) pemerintah dengan kontraktor.
Seluruh blok yang akan dilelang bulan depan merupakan blok konvensional. Sementar lelang blok nonkonvensional dibuka karena mempertimbangkan harga minyak. "Kami lihat harga minyak dulu. Kalau harga minyak segini bagaimana, nonkonvensional itu mahal," kata Arcandra.
Sepanjang tahun 2001 hingga 2016, lelang blok migas terbanyak pernah terjadi pada 2008. Jumlahnya sebanyak 56 blok migas konvensional dilelang. Dari jumlah itu laku 38 blok.
Namun setelah itu blok migas yang dilelang terus menyusut. Tahun 2013 misalnya blok migas konvensional yang dilelang sebanyak 18 blok dengan laku lima blok. Sementara tahun 2014 turun menjadi 13 blok dan laku sebanyak delapan blok.
(Baca: Enam Investor Bidik Lima Blok Migas dengan Skema Gross Split)
Tahun 2015, dari delapan blok migas konvensional yang dilelang, tidak ada satupun yang laku. Begitu juga 2016 sebanyak 14 blok migas konvensional dilelang namun tidak juga laku. Sementara tahun 2017, dari 17 blok konvensional dan nonkonvensional yang dilelang, ada enam perusahaan yang mengincar lima blok. Adapun pengumuman pemenang lelang tahun lalu rencananya akan diumumkan bulan depan.