PLN Akan Barter Gas dari Bontang dengan Perusahaan Singapura

Arief Kamaludin|KATADATA
6/9/2017, 21.03 WIB

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membuka peluang adanya pertukaran (swap) pasokan gas alam cair (LNG) untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik di Sumatera. Jadi, gas yang berasal dari perusahaan asal Singapura, Keppel Offshore and Marine akan ditukar dengan gas dari Bontang, Kalimantan Timur.

Direktur Pengadaan Strategis 1 PLN Nicke Widyawati mengatakan opsi tersebut muncul untuk memangkas biaya transportasi gas. Apalagi, jarak Singapura dengan Sumatera lebih dekat dibandingkan ke Bontang. (Baca: PLN: Singapura Tawarkan Fasilitas Penyimpanan Gas, Bukan Impor)

Namun, opsi swap tersebut masih perlu dikaji. Nantinya, kajian itu akan dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) antara PLN dan Keppel yang dijadwalkan diteken di Singapura, Kamis (7/9).

Setelah penandatanganan MoU, kajian mengenai swap akan dilakukan kedua belah pihak selama enam bulan. Hal ini dilakukan untuk menghitung biaya transportasi gas tersebut. “Secara kasat mata, transportasi dari Singapura dibanding Bontang lebih pendek, tentunya lebih murah," kata dia di Gedung DPR Jakarta, Rabu (6/9).

(Baca: Tekan Biaya, PLN Bangun Fasilitas Regasifikasi di Sumatera Utara)

Sementara itu harga LNG yang dibayarkan ke Keppel masih tetap sama.  Artinya PLN tetap membayar gas dari Keppel sesuai dengan kontrak LNG di Bontang.

Selain itu, MoU juga akan mengatur kerjasama PLN dengan Keppel dalam mengkaji pemanfaatan infrastruktur gas. Apalagi Keppel memiliki infrastruktur gas seperti regasifikasi yang bisa digunakan untuk pembangkit milik PLN di Tanjung Pinang, kepulauan Riau dan Natuna.

(Baca: BPH Pangkas Tarif Angkut Gas di Pipa Arun Belawan Hingga 39%)

Menurut Nicke penyewaan infrastruktur Keppel tersebut disebabkan di belum adanya fasilitas penyimpanan gas dan regasifikasi di kawasan tersebut. "Regasifikasi dan storage di lokasi pembangkit-pembangkit itu, kan belum ada," kata dia.