Perusahaan layanan terintegrasi minyak dan gas bumi PT Elnusa Tbk menyatakan minatnya mengakuisisi sebagian saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk, yang merupakan perusahaan penyedia jasa pengeboran migas. Minat tersebut sudah disampaikan manajemen Elnusa yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) ini kepada pemegang saham Apexindo.
Direktur Keuangan Elnusa Budi Rahardjo mengungkapkan, saat harga minyak dunia mengalami penurunan signifikan sekarang, banyak perusahaan yang menemui manajemen Elnusa. Perusahaan-perusahaan itu menawarkan berbagai kerja sama, bahkan ada pula yang menawarkan sebagian sahamnya kepada Elnusa.
Alasannya, harga minyak dunia yang rendah membuat industri hulu migas tidak bergairah dan berdampak pada kinerja perusahaan pendukung industri tersebut. Salah satunya adalah Apexindo.
"Iya, (Apexindo) salah satu yang ketemu dengan kami," ujar Budi kepada Katadata di sela-sela paparan publik Elnusa di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/8). (Baca: Apexindo Gaet Kontrak Baru Pengeboran Blok Mahakam dari Total)
Meski begitu, Budi mengatakan, Elnusa masih mengkaji secara mendalam terkait aksi korporasi tersebut. Bahkan, kemungkinan rencana akuisisi saham Apexindo tersebut belum dapat terealisasi tahun ini.
Penyebabnya, harga minyak dunia yang rendah juga mempengaruhi kinerja keuangan Elnusa. Minyak mentah Brent saat ini diperdagangkan pada harga US$ 52,45 per barel dibandingkan US$ 106,84 per barrel pada 9 Agustus 2014.
"Tapi ya kami pasti tertarik (Apexindo). Memang, banyak hal yang membuat kami tertarik, tapi nanti akan dilihat lagi," ujarnya.
Pertimbangan Elnusa membidik Apexindo sejalan dengan penugasan pemerintah kepada Pertamina untuk mengelola delapan blok migas yang habis masa kontraknya dalam 1-2 tahun ke depan. Alhasil, Elnusa akan mendapatkan kontrak jasa pengeboran dan jasa lainnya dari perusahaan induknya tersebut.
Hal ini membuat Elnusa yakin akan terus mengalami pertumbuhan bisnis walaupun harga minyak belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan dalam jangka panjang.
Pemilik Apexindo
Apexindo mencatatkan total aset sebesar Rp 667,3 miliar pada akhir Maret 2017. Posisi kas dan setara kas perusahaan sebesar Rp 27,8 miliar.
Pemegang saham terbesar perusahaan ini adalah PT Aserra Capital, yang memiliki 74% saham. Menurut sumber Katadata, pembicaraan mengenai kemungkinan penjualan saham Apexindo dilakukan antara Elnusa dan Aserra, perusahaan yang juga memiliki saham minoritas di beberapa tambang batu bara di Kalimantan, dan beberapa proyek properti di Jakarta dan Bali.
Aserra membeli saham Apexindo tahun 2012. Saham Apexindo, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 44,73 triliun, diperdagangkan pada harga Rp 1.780 per saham di Bursa Efek Indonesia pada penutupan perdagangan Rabu.
Keuangan Elnusa
Perusahaan dengan total aset sekitar Rp 4,2 triliun ini mencatatkan kas neto dari aktivitas operasi pada semester I-2017 sebesar Rp 105,2 miliar. Namun, Elnusa mengalami penurunan laba bersih sebesar 90% menjadi Rp 14 miliar pada semester I-2017 karena anjloknya pendapatan dari sektor bisnis Drilling & Oilfield Services (DOS).
Penyebabnya adalah berkurangnya kegiatan operasi di tiga wilayah kerja migas, yang merupakan kontributor utama pendapatan Elnusa. Sementara itu beban pokok pendapatan meningkat.
"Jadi, terdapat tiga blok (migas) yang mempengaruhi (pendapatan), yaitu Blok Mahakam, Blok Sanga-Sanga, dan Blok yang dimiliki Chevron (Attaka & East Kalimantan)," ujar Sekretaris Perusahaan Elnusa Fajriyah Usman.
Direktur Utama Elnusa Tolingul Anwar mengatakan, demi menggenjot kembali kinerjanya, perusahaan tengah membidik penyediaan jasa di sektor panas bumi (geothermal). Namun, hal ini baru akan berdampak besar pada tahun depan.
Elnusa juga telah menyasar beberapa perusahaan migas besar untuk menggenjot kinerjanya. Terdapat beberapa perusahaan seperti BP yang menggunakan jasa Elnusa untuk Operation and Maintenance service (O&M) terhadap alat mekanik dan elektriknya dalam waktu lima tahun.
Lalu, Elnusa juga menerima kontrak dari ConocoPhilips untuk melakukan studi seismik di Kuala Kurun, Kalimantan Tengah.
Selain itu, Elnusa mendapat kepercayaan dari salah satu perusahaan migas besar Spanyol yakni Repsol untuk melakukan survei seismik laut tiga dimensi (3D ) di wilayah Andaman, Provinsi Aceh. Kegiatan ini akan dilakukan Agustus.
Luas wilayah yang akan disurvei mencapai 2.500 kilometer persegi. Kegiatan survei ini akan dilakukan kurang lebih empat bulan sejak Agustus ini.