PT Pertamina (Persero) mencatat adanya kenaikan produksi minyak dan gas bumi (migas) tahun ini sebesar 8,12% dibandingkan tahun lalu. Salah satu penyebabnya adalah tambahan produksi dari Maurel & Prom yang baru diakuisisi akhir 2016.
Sejak awal tahun hingga akhir Juni 2017 Pertamia berhasil mencatat produksi migas sebesar 692.000 barel setara minyak per hari (bsmph). Sementara realisasi periode yang sama tahun lalu hanya 640.000 (bsmph). (Baca: Lifting Minyak dan Gas Bumi Semester I 2017 Turun)
“Produksi migas Pertamina yang tumbuh signifikan di atas 8%, menunjukkan kuatnya komitmen perusahaan untuk terus mendukung ketahanan energi nasional,” kata Vice President Corporate Communication Adiatma Sardjito berdasarkan keterangan resminya, Selasa (25/7).
Dari produksi itu, rinciannya untuk minyak mencapai 343.000 barel per hari (bph) yang naik dari tahun lalu 305.000 bph. Sementara gas produksinya 2.022 mmscfd atau naik tipis dari 2016 sebesar 1.938 mmscfd.
Menurut Adiatma, sumbangan kenaikan produksi ini terbesar berasal dari luar negeri yang dikelola Pertamina Internasional E&P (PIEP). Pertamina yang memiliki blok migas di 12 negara mampu meningkatkan produksinya menjadi 152 ribu bsmph dari tahun sebelumnya 118 bsmph.
Jika dirinci, produksi sebesar 152 ribu ini terdiri minyak sebesar 104 ribu BOEPD dan gas 291 mmscfd. Pada semester I tahun 2016 produksi minyak hanya 84 ribu BOEPD dan gas 197 mmscfd. (Baca: Kunjungi Amerika, Jonan Minta Perusahaan Migas Tingkatkan Investasi)
Kenaikan produksi yang cukup signifikan, berasal dari produksi Maurel & Prom. Pertamina baru mengakuisi 72,65% saham tersebut pada akhir 2016. Perusahaan migas dari Perancis ini memiliki Blok Migas di Gabon, Nigeria, Tanzania, Namibia, Kolombia, Kanada, Myanmar, Italia, dan Negara lainya. Aset utama yang telah berproduksi di Gabon, Nigeria dan Tanzania. Produksi Maurel & Prom ditargetkan 30 ribu BOEPD.
Selain Maurel & Prom, Pertamina juga memiliki blok migas di Aljazair dan Irak. Kedua negara itu menjadi andalan Pertamina mengejar target produksi Migas 1,9 juta bsmph pada 2025. Blok di luar negeri ditargetkan mampu menyumbang produksi 650 ribu BOEPD atau, sepertiga dari produksi total Pertamina.
Selain dari blok luar negeri, kenaikan produksi Pertamina juga ditopang oleh produksi dalam negeri, khususnya dari blok Offshore North West Java (ONWJ) dan Blok Cepu. “ONWJ sekarang menjadi sepenuhnya milik Pertamina setelah diperpanjang terminasinya PI Pertamina 100%. Blok Cepu juga jadi andalan Pertamina untuk produksi 2017,” kata Adiatma.
(Baca: Bagi Hasil Blok ONWJ Jaga Produksi Minyak Kuartal I Pertamina Hulu)
Untuk meningkatkan produksi Migas 2017, Pertamina telah menganggarkan US$ 3,44 miliar guna mendanai berbagai kegiatan produksi. Pertamina akan melakukan pengeboran di 28 sumur eksplorasi dan 129 sumur pengembangan, melaksanakan kerja ulang 31 sumur, serta menjalankan 5.000 pekerjaan perawatan sumur. Beberapa pekerjaan sedang berlangsung, seperti pengeboran development, reaktivasi sumur, dan lainnya.