Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat dalam lima bulan terakhir realisasi investasi hulu migas baru mencapai 26 persen dari target. Penyebabnya adalah harga minyak dunia yang masih rendah.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Parulian Sihotang mengatakan sejak Januari sampai Mei 2017, realisasi investasi hulu migas hanya US$ 3,72 miliar. Padahal target tahun ini sebesar US$ 13,8 miliar. 

(Baca: Pelaku Migas Ingin Pemangkasan Izin di Luar Ranah Kementerian ESDM)

Jika dirinci, total investasi US$ 3,72 miliar itu berasal dari blok eksploitasi sebesar US$ 3,7 miliar. Sedangkan US$ 0,029 miliar berasal dari KKKS di blok Eksplorasi. Jumlah ini dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami penurunan sekitar 19 persen.

Rendahnya harga minyak ini menyebabkan minimnya kegiatan. Bahkan ada beberapa kegiatan migas yang digeser waktu kegiatannya. 

Berdasarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) rata-rata harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) Januari-Mei 2017 sebesar USD 49,90 per barel. "Investasi rendah karena harga minyak belum membaik," kata kepada Katadata,  Senin (19/6).

(Baca: RAPBN 2018, Banggar DPR Minta Asumsi Harga Minyak Lebih Tinggi)

Halaman: