PT Pertamina hingga kini belum dapat melakukan masa transisi alih kelola Blok Sanga-sanga. Padahal, pemerintah sudah menyerahkan pengelolaan blok migas di Kalimatan Timur itu ke Pertamina setelah masa kontrak VICO Indonesia berakhir. Salah satu sebabnya adalah masih menunggu penandatanganan kontrak.
Menurut Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam, jika mengacu kepada proses alih kelola Blok Mahakam maka transisi Blok Sanga-sanga harus didahului oleh penandatanganan kontrak. “Kalau mengacu Blok Mahakam, iya,” kata dia kepada Katadata akhir pekan lalu.
(Baca: Pemerintah Atur Transisi Investasi Blok Migas Habis Kontrak)
Sebagai gambaran, kontrak Blok Sanga-sanga akan berakhir pada 2018 nanti. Blok ini masih dioperasikan VICO Indonesia. Namun, setelah kontrak berakhir, Pertamina mendapatkan penugasan untuk mengelola Blok Sanga-sanga dari pemerintah.
Meski belum ada penandatangan kontrak, Pertamina sudah menyiapkan proses transisi tersebut. “Sedang persiapan teamnya,” ujar Syamsu.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja menyerahkan semua proses transisi kepada Pertamina. “Pemerintah sudah memberikan ke Pertamina. Jadi proses transisi bisa ditanyakan ke Direktur Hulu Pertamina,” ujar dia kepada Katadata, akhir pekan lalu.
(Baca: PHK Marak, Pemkab Kutai Minta Kejelasan Nasib Blok Sanga-sanga)
Mengenai penandatanganan kontrak Blok Sanga-sanga, pemerintah sedang memfinalisasi syarat dan ketentuannya. Setelah proses itu selesai, kontrak tersebut bisa ditandatangani antara Pertamina selaku pengelola dan SKK Migas yang mewakili pemerintah.
Proses transisi sempat menjadi sorotan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Alasannya sampai saat ini tidak ada kejelasan mengenai masa transisi. Dampaknya, ada ribuan tenaga kerja yang diberhentikan oleh VICO Indonesia selaku operator blok tersebut.
(Baca: PHK Marak, Pemkab Kutai Minta Kejelasan Nasib Blok Sanga-sanga)
Wakil Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah mengatakan, jumlah karyawan yang dikurangi mencapai 1.000 orang. Mereka merupakan bagian dari 3.347 karyawan VICO. "Yang kena pengurangan itu kebanyakan warga lokal," kata dia di Jakarta, Kamis (18/5).