PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan Conocophillips (Grissik) Ltd. Gas ini akan dialirkan ke wilayah Dumai, Sumatera.
Penandatangan PJBG dilakukan Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim dengan President & General Manager ConocoPhillips (Grissik) Bajian Agarwal, di sela-sela acara The 41 Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition di Jakarta, Rabu (17/5).
(Baca: Enam Jual-Beli Gas Diteken, Penerimaan Negara Tambah Rp 66 Triliun)
Dalam perjanjian tersebut, ConocoPhillips akan memasok gas sebesar 37 BBtud (Billion British thermal units per day) mulai tahun depan hingga 2023. “Penandatangan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah dan industri hulu kepada PGN untuk terus memperluas pemanfaatan gas bumi yang efisien dan ramah lingkungan di dalam negeri," kata Jobi.
Produksi gas dari ConocoPhillips akan diteruskan PGN ke masyarakat melalui jaringan pipa distribusi gas di wilayah Dumai. Saat ini PGN tengah menyelesaikan pembangunan pipa gas distribusi Duri sepanjang 137 kilometer yang diperkirakan rampung tahun depan.
Selain proyek pipa distribusi, PGN sedang mengerjakan proyek pipa transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 km. Proyek ini dikerjakan bersama-sama dengan PT Pertamina (Persero) berdasarkan penugasan dari pemerintah. (Baca: Terhambat Lahan, Pembangunan Pipa Gas Duri-Dumai Tertunda)
PGN juga tengah membangun infrasturktur pipa gas di Riau, Jawa Barat, Jawa Timur dan beberapa daerah lain. Perusahaan pelat merah ini telah hadir di 19 kota/kabupaten di 12 provinsi untuk menyalurkan gas bumi bagi masyarakat.
Dari infrastruktur gas bumi tersebut, PGN menyalurkan gas bumi secara langsung ke pelanggan domestik mencapai 168.973 pelanggan. Rinciannya yakni lebih dari 165.392 pelanggan rumah tangga, 1.929 pelanggan sektor UMKM, komersial, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.652 industri manufaktur berskala besar dan pembangkit listrik.
PGN juga telah membangun dan mengoperasikan lebih dari 7.200 km jaringan pipa gas bumi. Jumlahnya setara dengan 80 persen dari total panjang pipa gas bumi hilir seluruh Indonesia. (Baca: PGN Butuh Rp 333 Triliun untuk Infrastruktur Gas Hingga 2025)
Perusahaan BUMN ini pun mengoperasikan dua unit penampungan terapung atau Floating Storage Regasification Unit (FSRU), 11 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). “PGN mengandalkan kemampuan pendanaan perusahaan untuk membangun infrastruktur gas dalam negeri, sehingga tidak membebani APBN," ujar Jobi.