Eni menyatakan telah mengoperasikan proyek pengembangan gas Jangkrik di lepas pantai laut dalam Indonesia. Capaian produksi proyek ini lebih cepat dari jadwal yang telah ditargetkan sebelumnya, yakni sekitar akhir Mei sampai Juni 2017.

CEO Eni Claudio Descalzi mengatakan proyek ini membutuhkan waktu tiga setengah tahun, sejak mendapat persetujuan pemerintah hingga berproduksi. "Kami merasa bangga atas apa yang telah kami capai dengan Proyek Jangkrik," kata dia berdasarkan keterangan resminya, Senin (15/5).

(Baca: Dihadiri Jonan, ENI Rampungkan Produksi Terapung Migas Terbesar)

Eni adalah operator Blok Muara Bakau dengan memegang hak kelola 55 persen melalui anak perusahaannya, Eni Muara Bakau BV. Mitra-mitra lainnya di blok ini adalah Engie E&P, melalui anak perusahaannya GDF SUEZ Exploration Indonesia BV dengan 33,33 persen, dan PT Saka Energi Muara Bakau dengan 11,66 persen.

Proyek ini mencakup lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East yang terletak di Blok Muara Bakau, Cekungan Kutai, di perairan laut dalam Selat Makassar. Produksi ini disalurkan melalui sepuluh sumur bawah laut yang terhubung dengan unit produksi terapung atau floating production unit (FPU) Jangkrik.

Halaman: