Pemerintah Klaim Chevron Mau Pakai Fasilitas ENI untuk Proyek IDD

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Kapal Floating Production Unit (FPU) Jangkrik di Saipem Karimun Yard, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, Selasa (21/3/2017).
6/4/2017, 17.05 WIB

Proyek ini menghemat investasi US$ 300 juta menjadi US$ 4,2 miliar, dari yang direncanakan US$ 4,5 miliar. Ukuran yang mencapai 46 x 192 meter atau hampir 80 persen dari lapangan bola, menjadikannya fasilitas produksi ENI itu merupakan yang terbesar di Indonesia. (Baca: Dihadiri Jonan, ENI Rampungkan Produksi Terapung Migas Terbesar)

Sementara itu, Lapangan Gehem setelah berproduksi bisa menghasilkan gas 420 juta kaki kubik per hari (mmscfd), sedangkan Gendalo 700 mmscfd. Selain gas, ada juga kondensat dari Gehem dan Gendalo masing-masing 25 ribu barel per hari. Rencananya, gas alam hasil produksi dari proyek ini dijual untuk kebutuhan dalam negeri dan diekspor dalam bentuk gas alam cair (LNG).

Selain itu, Chevron memiliki fasilitas produksi di Lapangan Bangka. Lapangan itu sudah mulai mengalirkan gas pada Agustus tahun lalu. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi 115 mmscfd gas dan 4.000 barel kondensat per hari.

(Baca: Dalam 2 Bulan, Lapangan Bangka Proyek IDD Capai Puncak Produksi)

Menurut Wiratmaja, fasilitas produksi itu juga bisa digunakan oleh Chevron. "Lapangan Bangka kan sudah produksi, Gehem - Gendalo bisa manfaatkan," kata dia.

Halaman: