Kementerian Perindustrian merevisi alokasi gas dari Blok Masela untuk industri dalam negeri. Jumlahnya menyusut sekitar 26,2 persen dari rencana awal.
Industri dalam negeri semula diharapkan mampu menyerap gas sebanyak 474 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Namun, target itu sekarang diturunkan menjadi 350 mmscfd.
Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan, salah satu penyebab turunnya alokasi gas tersebut adalah kemampuan industri di dalam negeri. Perusahaan membutuhkan investasi cukup besar untuk menyerap gas tersebut.
(Baca: Menperin Minta Alokasi Gas Blok Masela untuk 3 Perusahaan)
Di sisi lain, Inpex Corporation selaku operator Blok Masela membutuhkan kepastian pembeli gas sejak sekarang. Hal tersebut terkait dengan keinginan Inpex segera memulai pengembangan Blok Masela agar bisa beroperasi tepat waktu.
''Jadi Inpex memberi target sampai Juli sudah ada MoU (Memorandum of Understanding) dengan pembeli yang akan menyerap gasnya,'' kata Khayam di Jakarta, Selasa (7/3).
Sebagai gambaran, sebelumnya memang ada tiga perusahaan yang ingin menyerap gas Masela. Mereka adalah PT Pupuk Indonesia dengan alokasi 214 mmscfd, Elsoro Multi Prima sebanyak 160 mmscfd dan Kalimantan Metanol Indonesia (KMI)/Sojitz sebesar 100 mmscfd.
Menurut Khayam, ketiga perusahaan itu tetap akan menyerap gas dari Lapangan Abadi. Mereka akan membentuk satu konsorsium atau perusahaan patungan bersama dengan PT Chandra Asri.
Konsorsium ini ditargetkan bisa menyerap gas sebanyak 150 mmscfd. "Sepertinya akan menjadi perusahaan konsorsium, supaya bisa cover investasi yang agak besar,'' katanya. (Baca: SKK Migas Ajak Pelaku Industri Petrokimia Manfaatkan Gas Masela)
Selain empat perusahaan itu, Khayam mengatakan PT Pertamina (Persero) juga akan menyerap gas pipa dari Blok Masela sebesar 200 mmscsfd. Jadi, total alokasi gas dari Blok Masela untuk domestik sebesar 350 mmmscfd, lebih rendah dari rencana sebelumnya yang mencapai 474 mmscfd.
Khayam mengatakan, langkah Pertamina membeli gas Blok Masela merupakan inisiatif perusahaan. Sebab, gas tersebut akan digunakan membangun industri petrokimia di kawasan Masela.
Selain itu, Pertamina akan memanfaatkan gas dari blok tersebut sebagai bahan baku untuk membuat elpiji. Harapannya, ke depan impor elpiji bisa berkurang. (Baca: Pertamina Siap Beli Gas Masela Asal Harga Cocok)
Mengenai harganya, Inpex menawarkan harga yang realistis bagi industri dalam negeri. Formulanya nanti juga akan dikaitkan dengan harga bahan baku petrokimia seperti methanol, dan olefin. “'Pokoknya harganya masih masuk akal,'' kata Khayam.