Manajemen PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. mendatangi kantor Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Pertemuan membahas rencana proyek hilirisasi tambang mineral perusahaan.
"Mereka menyampaikan kinerjanya seperti apa, kan mereka bangun pabrik di Halmahera Timur," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono usai pertemuan tersebut di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (8/2).
Direktur Utama Aneka Tambang (Antam) Tedy Badrujaman membenarkan pertemuan tersebut untuk memaparkan kinerja Antam selama ini. Dia mengatakan pihaknya selama ini belum pernah melaporkan kinerja perusahaan kepada Jonan. (Baca: Antam Tunjuk Wika-Kawasaki Bangun Pabrik Feronikel di Maluku)
"Jadi Pak Menteri tanya-tanya segala hal tentang bisnis Antam," kata dia kepada Katadata. Beberapa yang dilaporkan Teddy terkait proyek hilirisasi yang sedang dikerjakan Antam, yakni pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur dan pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat.
Sekretaris Perusahaan Antam Trenggono Sutioso menambahkan ada beberapa proyek Antam yang dilaporkan kepada Menteri ESDM. Pertama, penyelesaian proyek perluasan pabrik ferronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Kedua, Antam akan segera melakukan konstruksi pabrik ferronikel berkapasitas 13.500 ton di Halmahera Timur. Pembangunan pabrik ini juga merupakan sinergi BUMN untuk mendukung program pembangunan industri, dengan nilai kontrak mencapai Rp 3,43 triliun. Dananya menggunakan Penyertaan Modal Negara (PMN) Antam dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015.
(Baca: Antam Nilai Relaksasi Ekspor Nikel Bisa Pacu Hilirisasi)
Ketiga, rencana pembangunan smelter grade alumina di Mempawah bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Smelter ini berkapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun. "Status proyek saat ini adalah pengadaan lahan pabrik dan studi detail proyek," kata Trenggono.
Selain itu, Antam juga melaporkan pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat. Pabrik yang dibangun anak usahanya, PT Indonesia Chemical Alumina ini telah mulai beroperasi pada Februari 2015 lalu.
Dikutip dari situs resmi Antam, Pabrik CGA Tayan telah mulai konstruksi sejak tanggal 11 April 2011 dan memulai fase commissioning pada 28 Oktober 2013. Setelah memasuki fase operasi komersial, utilisasi pabrik akan ditingkatkan secara bertahap (ramp up) untuk memastikan keselamatan dan kestabilan operasi.
(Baca: ESDM Sebut Belum Ada Perusahaan Tambang yang Ajukan Izin Ekspor)
Adapun PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) yagn menjadi operator pabrik tersebut merupakan perusahaan patungan antara ANTAM dengan Showa Denko K.K. (SDK) Jepang. ANTAM memegang kepemilikan 80 persen dan 20 persen sisanya dipegang oleh SDK.
Produk yang dihasilkan dari pabrik ini dijual ke pasar domestik dan diekspor ke Jepang serta pasar internasional lainnya. Komoditas tersebut juga diaplikasikan untuk memproduksi bahan pendukung komponen fungsional dan komponen elektronik diantaranya refractories, abrasives, produk bangunan, dan bahan untuk LCD screen.