PT Pertamina (Persero) menyiapkan dana sebesar US$ 112 miliar untuk pengembangan usahanya hingga tahun 2025. Dari jumlah tersebut, hampir separuhnya, yakni US$ 54 miliar atau setara Rp 719,7 triliun, dialokasikan untuk investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) serta panas bumi (geothermal).
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, salah satu penggunaan dana US$ 54 miliar ini untuk investasi blok migas yang tengah diincar Pertamina. "Dana tersebut untuk mengakuisisi, ambil alih blok terminasi, merger dan lain-lain untuk sektor upstream, " kata dia di Jakarta, Selasa (17/1).
(Baca: Tak Dapat Insentif, ExxonMobil Bahas Proyek Tiung Biru dengan Mitra)
Di dalam negeri, Pertamina sudah mengirimkan proposal kepada pemerintah terkait alih kelola sembilan blok migas yang akan berakhir masa kontraknya. Kesembilan tersebut adalah Blok Attaka, Blok Sanga-sanga, Blok East Kalimantan, Blok NSB, Blok A, Blok Tengah, Blok Ogan Komering, Blok Tuban, dan Blok South East Sumatera (SES).
Pertamina mencatat, pertama, Blok Attaka akan habis kontrak pada 31 Maret 2017. Produksi migas blok tersebut pada 2015 berkisar 4,5 kboepd. Sedangkan pada tahun yang sama cadangannya mencapai 2,4 mmboe. Blok tersebut saat ini dikelola oleh Chevron Indonesia dan Inpex dengan hak kelola masing-masing 50 persen.
Kedua, Blok Sanga-Sanga yang dikelola oleh VICO Indonesia. Virginia Indonesia Co memiliki hak pengelolaan 7,5 persen, Saka Energi 26,25 persen, Lasmu Sanga-Sanga 26,25 persen dan OPICOIL Houston Inc 40 persen. Cadangan minyak blok ini 13.232 mtsb dan gas 448,96 bscf. Pertamina pernah menyatakan ketertarikannya mengelola Blok Sanga-Sanga.
(Baca: BP Jual Hak Kelola Blok Sanga-Sanga kepada Saka Energi)
Ketiga, Blok East Kalimantan yang sudah beroperasi sejak 1968 dan saat ini masih dikelola oleh Chevron Indonesia Company. Chevron memiliki hak kelola 92,5 persen di blok ini. Sisanya dipegang Inpex Corporation sebesar 7,5 persen.
Keempat, Blok Tuban yang saat ini dikelola oleh Join Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Jawa. Di blok itu, CNPC memiliki hak pengelolaan sebesar 12,5 persen, Pertamina 75 persen dan Petrochina 12,5 persen. Blok ini memiliki cadangan minyak 27.884 million stock tank barrels (MTSB) dan cadangan gas 20,60 billion standard cubic feet (bscf).
Kelima, Blok Ogan Komering yang dikelola JOB Pertamina-Talisman (Ogan Komering). Talisman memiliki hak pengelolaan 50 persen, begitu pula dengan Pertamina. Blok ini memiliki cadangan minyak 3.191 mtsb dan cadangan gas 18,8 bscf. Keenam, Blok South East Sumatera yang dikelola oleh CNOCC SES Ltd. (Baca: Pertamina Akan Impor Elpiji dari Amerika)
Ketujuh, Blok Tengah yang dioperatori oleh Total E&P. Kemudian ada Blok A dan Blok NSB. Kedua blok tersebut terletak di Provinsi Aceh. Pertamina pada 2015 telah berhasil mengambil alih kedua blok tersebut dari operator sebelumnya yakni ExxonMobil.