SKK Migas Kesulitan Cari Solusi Gaji Karyawan Perusahaan Bakrie

Arief Kamaludin | Katadata
2/1/2017, 10.00 WIB

SKK Migas juga akan mendorong EMP menjual hasil liftingnya kepada Pertamina agar pembukuan keuangannya bisa diketahui SKK Migas. "Seperti beberapa KKKS yang lain itu kita bisa stok uang (hasil lifting) ke Pertamina," kata dia.

Menurut Taslim, salah satu penyebab EMP menunggak pembayaran gaji karyawannya lantaran kondisi keuangan perusahaan tersebut yang sedang menurun. Seperti diketahui, Sejak Januari hingga September 2016, EMP hanya mampu meraup pendapatan sebesar US$ 391 juta atau turun 37 persen dari pendapatan tahun lalu yang mencapai US$ 624 juta.

(Baca: Harga Minyak Rendah, Pendapatan Energi Mega Merosot 37 Persen)

Akibat pendapatan yang turun, EMP pun membukukan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan mortisasi (EBITDA) lebih rendah dari tahun lalu. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, EBITDA EMP mencapai US$ 207 juta, jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 339 juta.

Di sisi lain, produksi migas EMP hingga September 2016 juga mengalami penurunan. Hingga September 2016, perusahaan yang berafiliasi dengan Grup Bakrie ini hanya memproduksi 42,3 ribu barel setara minyak (mboepd).

Padahal tahun lalu, produksi migas perusahaan ini mencapai 46,6 mboepd. Bahkan tahun depan target produksi EMP sekitar 40 mboepd. Penyebabnya ada beberapa lapangan yang produksinya menurun, seperti Blok Malacca Straits. Di blok ini EMP bertindak sebagai operator dengan hak kelola 60,49 persen.

Halaman: