KATADATA ? Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengakui bahwa Indonesia memiliki cadangan listrik yang cukup rendah. Hal ini merupakan salah satu penyebab kasus mati listrik sering terjadi di Indonesia.
Menurut dia, sampai saat ini Indonesia hanya memiliki cadangan listrik 10 persen dari jumlah kapasitas pembangkit 17.540 megawat. "Padahal harusnya 30 persen. Di Singapura saja cadangannya 100 persen," kata dia di kantor PLN Pusat, Jakarta, Kamis (12/3).
Untuk itu dia menargetkan untuk menambah kapasitas pembangkit di Indonesia. Dalam 10 tahun ke depan, pemerintah kata dia terus mendorong pembangunan kapasitas hingga 70 ribu mega watt.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan pun mengakui cadangan listrik di Indonesia masih sangat kecil. Dari 22 unit pembangkit yang ada di Indonesia, dia mengatakan hanya delapan unit yang memiliki cadangan aman. Level aman untuk cadangan listrik yang dimaksud Jarman adalah sekitar 25 persen sampai 30 persen.
"Sekarang dari 22 sistem, yang cadangannya 30 persen itu baru 8 sistem. Jawa, Batam, Sulawesi, Kalimantan Timur sudah normal. Nanti dengan banyaknya proyek masuk, cadangan terpenuhi," ujar dia.
Saat ini pemerintah memang sedang mengupayakan untuk meningkatkan kapasitas listrik melalui pembangunan proyek pembangkit 35.000 megawatt. Tambahan kapasitas ini dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan listrik dalam lima tahun ke depan.
Pemerintah menyebut peningkatan kapasitas listrik ini diperlukan, salah satunya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Perhitungannya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen per tahun, dibutuhkan tambahan pasokan listrik sebesar 9 persen per tahun.
?Untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 6,5 persen perlu daya listrik yang dibangun 35.000 megawatt. Kalau tidak, pertumbuhan ekonomi akan tertekan,? kata Jarman.