Harga minyak dunia berhasil naik tipis pada perdagangan Jumat (24/7) waktu Indonesia ditopang pelemahan dolar Amerika Serikat. Meski begitu, harga minyak dibayangi data ekonomi yang negatif dan lonjakan kasus Covid-19.
Mengutip Bloomberg pada hari ini pukul 07.25 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman September 2020 naik 0,05% persen menjadi US$ 43,33 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2020 naik 0,2% persen menjadi US$ 41,08 per barel.
Harga minyak sempat turun hingga dua persen pada sesi sebelum dan berhasil berbalik naik karena dolar AS yang melemah terhadap mata uang lainnya. Pelemahan greenback biasanya memicu pembelian minyak karena harganya menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Namun angka pengangguran AS yang lemah dan lonjakan baru virus corona telah membebani harga minyak. Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran pada pekan lalu secara tak terduga naik untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir.
Meski begitu, pemimpin Partai Demokrat AS menolak gagasan pengesahan undang-undang terkait stimulus bantuan corona secara bertahap. Pemimpin senat AS dari Partai Republik serta pejabat Gedung Putih pun berusaha merampungkan proposal stimulus tersebut.
Di sisi lain, lonjakan kasus baru virus corona di AS mendekati 4 juta atau rata-rata lebih dari 2.600 kasus setiap jam pada hari Kamis (23/7). Hal itu menjadikan AS sebagai negara dengan penularan tetinggi di dunia.
"Tren kasus Covid-19 kemungkinan menurunkan permintaan dari pasar utama, termasuk kami dan agen, pada kuartal keempat," kata kepala pasar minyak di Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen, seperti dilansir dari Reuters pada Jumat (24/7).