SKK Migas menyebut Medco E&P Indonesia cukup agresif dalam melakukan pengeboran sumur eksplorasi di South Natuna Sea Blok B untuk menggenjot temuan cadangan migas baru.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan Medco telah memulai tajak sumur eksplorasi Terubuk-5 di wilayah Natuna pada 8 Agustus lalu. Padahal perusahaan baru saja melakukan pengeboran sumur eksplorasi di wilayah tersebut.
"Setelah (sumur) Kaci-2 yang kemarin, mereka cukup agresif," kata Julius Kepada Katadata.co.id, Jumat (14/8).
Dia juga memastikan program pengeboran terus berjalan tanpa hambatan meski di tengah terjadinya pandemi corona. "Sejauh ini aman-aman saja. Semoga lancar terus," ujarnya.
Lebih lanjut, Julius mengatakan bahwa belum mengetahui secara pasti program berikutnya yang akan dilakukan perusahaan. Menurut dia, hal ini masih memerlukan evaluasi terlebih dahulu.
Seperti diketahui, Medco telah menyelesaikan pengeboran satu sumur eksplorasi di South Natuna Sea Blok B. Pengeboran berlangsung di sumur Kaci-2 yang memiliki cadangan gas dangkal dengan kedalaman total 2.359 kaki.
Dari hasil pengeboran, sumur tersebut pun mengalirkan gas kering berkualitas tinggi dengan hasil uji sebesar 13 MMCFD. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengapresiasi upaya Medco mengebor sumur eksplorasi di Natuna.
Menurut dia, kegiatan tersebut bukan hanya mendukung usaha peningkatan produksi migas tetapi juga memperkuat kedaulatan Indonesia di pulau terluar. "Kami bersyukur, di tengah pandemi Covid-19, kegiatan eksplorasi ini dapat dilakukan dengan baik,” kata Dwi pekan lalu.
Lebih lanjut, Dwi berharap kegiatan selanjutnya dapat berjalan lancar. Sehingga dapat memberikan menghasilkan kegiatan produksi.
Seperti diketahui, turunnya harga minyak dunia dan pandemi Covid-19 memukul kinerja lifting hulu migas. Ini sudah terlihat dari produksi siap jual atau lifting minyak dan gas (migas) semester I-2020 yang tak memenuhi target. Lifting migas pada semester I-2020 sebesar 1.714 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD).
Jumlah tersebut terdiri atas lifting minyak yang sebesar 713,3 ribu barel minyak per hari (BOPD). Lifting minyak tersebut memenuhi 94,5% target APBN 755 ribu BOPD. Sementara itu, lifting (salur) gas juga hanya 5.605 MMSCFD, setara 84% target APBN 6.670 MMSCFD.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) memprediksi lifting minyak masih dapat memenuhi target APBN original. Sebaliknya, target lifting gas diprediksi tak mencapai target.
Hal ini ditengarai pandemi Covid-19 mengakibatkan turunnya kegiatan industri dan kelistrikan, sehingga penyerapan gas juga menyusut.