Dua Proyek Migas Strategis Nasional Ditargetkan Berproduksi Akhir 2021

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Pekerja beraktivitas di area Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) usai prosesi Tajak Sumur di Desa Bandungrejo, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (9/10/2019).
Editor: Yuliawati
4/1/2021, 20.09 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) optimistis dua Proyek Strategis Nasional yakni Jambaran Tiung Biru (JTB) dan Tangguh Train 3 dapat beroperasi tahun ini.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyebut regulator hulu migas dan kontraktor terus berkoordinasi agar pembangunan kedua proyek tersebut dapat terus berjalan. Pandemi Covid-19 menambah tantangan dalam pelaksanaan proyek. "Proyek JTB dan Tangguh ditargetkan onstream akhir tahun 2021 ini. Tantangan terbesarnya adalah Covid-19," kata Julius kepada Katadata.co.id, Senin (4/1).

Julius mengatakan progres pengerjaan proyek Tangguh Train 3 di wilayah onshore mencapai 90% dan di offshore mencapai 99%. Adapun pembangunan proyek Lapangan Gas JTB secara keseluruhan telah mencapai sekitar 80%. Sedangkan untuk kegiatan pengeboran sumur sendiri di proyek ini telah rampung.

"Semoga setelah pandemi Covid-19 membaik, bisa semakin banyak memobilisasi orang banyak. Pelaksanaan proyek tergantung dengan situasi pandemi ini," ujar dia.

Rencana awalnya jadwal onstream proyek Tangguh Train 3 sebelum pandemi corona yakni ditargetkan beroperasi pada kuartal III 2020. Namun, lantaran keterlambatan pengiriman material yang berasal dari Sulawesi dan Jawa, proyek tersebut bergeser pada kuartal III 2021.

Keterlambatan tersebut disebabkan oleh gempa dan tsunami yang mengguncang Palu tahun lalu. Ditambah dengan erupsi anak Gunung Krakatau yang membuat pasokan material terhambat pada waktu itu.

Proyek Tangguh sudah memiliki dua Train dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta metric tonne per annum (MTPA). Beroperasinya Train 3 akan mampu meningkat total kapasitas Tangguh, hingga total keseluruhan mencapai 11,4 juta MTPA.



Sementara, pembangunan proyek JTB sendiri sempat terkendala aturan pemda yang mewajibkan para pekerja untuk melakukan isolasi 14 hari terlebih dahulu setelah tiba di wilayah tersebut untuk mencegah penularan virus corona.

Meski demikian, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memberikan surat edaran yang ditujukan untuk pemda setempat agar proses kegiatan dalam pembangunan proyek JTB dapat berjalan dengan lancar.

Dwi Soetjipto mengatakan bahwa terjadinya pandemi corona telah membuat proyek JTB tersendat. Adapun dia memproyeksikan proyek yang masuk dalam jajaran proyek strategis nasional tersebut bakal mundur penyelesaiannya dari kuartal III 2021 menjadi kuartal IV 2021.

Reporter: Verda Nano Setiawan