Pertamina Mulai Bangun Kilang Balongan Fase 1

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Foto udara kawasan Kilang RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat. PT Pertamina (Persero) mulai membangun pengembangan kilang tersebut untuk fase 1.
23/2/2021, 13.18 WIB

Proses pembangunan refinery development master plan atau RDMP Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat mulai berlangsung. Proyek  fase 1 ini akan mencakup pekerjaan crude distillate upgrading (CDU) alias peningkatan proses distilasi minyak mentah.

Pertamina telah meletakkan tiang pancang perdananya. Harapannya, proyek ini dapat meningkatkan produksi Kilang Balongan dari 125 juta barel uap per hari (MBSD) menjadi 150 MBSD 

Dengan peningkatan CDU, kilang itu dapat memproses minyak mentah campuran berat (heavy mix crude) maupun minyak mentah ringan (lighter crude oil). Margin Pertamina pun akan meningkat, begitu pula dengan ketahanan energi nasional. 

Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional, Ifki Sukarya mengatakan proyek ini bekerja sama dengan PT Rekayasa Industri, PT Rekayasa Engineering, dan PT Enviromate Technology International sejak November 2020.

Dalam pelaksanaan proyek, Pertamina akan tetap mengedepankan keselamatan pekerja proyek di semua lini. Kepatuhan regulasi keamanan dan protokol kesehatan Covid-19 diterapkan secara ketat. 

Selain itu, perusahan juga berkomitmen memberdayakan pekerja lokal. "Semaksimal mungkin menggunakannya sesuai dengan kompetensi yang ada di masyarakat," ujar Ifki dalam keterangan tertulis, Selasa (23/2).

Pertamina, melalui PT Kilang Pertamina Internasional, terus membangun kerja sama sinergis untuk merealisasikan target perbaikan dan peningkatan (upgrading) kilang-kilangnya.. RDMP RU VI Kilang Balonagan merupakan salah satu proyek strategis nasional.

Pertamina Gandeng ADNOC

Pertamina dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) bakal mengembangkan Kompleks Kilang Terintegrasi Petrokimia di Balongan, Jawa Barat. Nota kesepahaman (MoU) antar kedua perusahaan telah diteken pada tahun lalu. 

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati ketika itu menyatakan, MoU tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan comprehensive strategic framework (CSF) yang disepakati kedua pihak pada Juli 2019.

Kesepakatan tersebut mencakup penjajakan peluang kerja sama seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas (migas), baik di Uni Emirat Arab, Indonesia dan negara lainnya. 

Pertamina dan ADNOC akan meningkatkan kesepakatan ke arah yang lebih strategis dan spesifik. Termasuk mengevaluasi potensi pengembangan minyak ke petrokimia di kompleks Kilang Balongan.

Pada tahap awal, keduanya akan mempelajari usulan struktur bisnis dan konfigurasi teknis kilang tersebut. Dengan demikian, kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan produk bernilai tinggi serta memenuhi permintaan petrokimia dalam dan luar negeri, khususnya polyolefin

Pengembangan kompleks petromikia tersebut bakal terintegrasi dengan RDMP Balongan. Dengan begitu, selain akan mengurangi impor bahan bakar minyak atau BBM, juga menekan impor produk petrokimia.

Reporter: Verda Nano Setiawan