RI dan Azerbaijan Kerja Sama Migas dan Energi Baru Terbarukan

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.
Ilustrasi. Indonesia dan Azerbaijan bekerja sama pada pengembangan sektor hulu dan hilir migas, serta pada bidang energi baru terbarukan.
3/5/2021, 16.01 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru saja menandatangani nota perjanjian kerja sama di bidang energi dengan Azerbaijan dalam pengembangan sektor hulu dan hilir minyak dan gas bumi (migas), serta energi baru dan terbarukan (EBT).

Penandatangan tersebut dilakukan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri Energi Republik Azerbaijan Parviz Shahbazov secara virtual hari ini, Senin (3/5). Arifin menyebut penandatanganan ini menjadi penanda level baru hubungan kerja sama bidang energi yang lebih erat di antara kedua negara.

"Harapan saya, kerja sama bidang energi antara Indonesia dan Azerbaijan akan berkembang dan dapat ditingkatkan ke level yang lebih tinggi," kata Arifin dalam keterangan tertulis, Senin (5/3).

Dokumen tersebut juga mencakup pelaksanaan proyek bersama tentang kerjasama ilmiah dan teknis, pelatihan dan pengembangan, promosi investasi di sektor energi, penyelenggaraan seminar bersama, konferensi dan discussion board tentang energi.

Selain itu, pihaknya juga berencana membentuk kelompok kerja bersama untuk meninjau dan implementasi masalah-masalah yang timbul dari memorandum tersebut.

Menurut Arifin situasi pandemi yang melanda dunia saat ini, yang dibarengi dengan perlambatan ekonomi, menjadi tantangan nyata. Terutama bagi berbagai negara dalam menyingkirkan hambatan di sektor energi, salah satunya dengan transisi energi.

"Selain mengandalkan penggunaan bahan bakar konvensional untuk mengamankan rantai distribusi, Indonesia saat ini juga berkomitmen untuk melaksanakan transisi energi," katanya.

Sementara, Shahbazov menyampaikan Indonesia dan Azerbaijan tercatat memiliki hubungan perdagangan migas yang berpotensi untuk dikembangkan. Apalagi saat ini Azerbaijan juga memiliki target untuk meningkatkan komposisi energi baru dan terbarukan dalam bauran energi mereka.

Shahbazov mencatat bahwa The State Oil Company of Azerbaijan Republic (SOCAR) telah memasok lebih dari 25 juta ton minyak mentah ke Indonesia sejak 2007, termasuk sekitar 24 juta ton minyak mentah jenis Azeri Light-weight.

Adapun negara tersebut menargetkan untuk meningkatkan porsi energi terbarukan dalam kapasitas instalasi listrik sebesar 1.500 MW atau sebesar 30%. Target ini dicanangkan untuk menarik lebih banyak investor ke Azerbaijan.

“Langkah-langkah yang diambil untuk menarik trader asing, khususnya proyek-proyek untuk mengubah kawasan yang dibebaskan menjadi peluang 'zona energi hijau' bagi pengembangan kerja sama energi, “kata Shahbazov.

Ia menegaskan, dokumen yang ditandatangani tersebut mencakup kerja sama di bidang sumber energi terbarukan dan diversifikasi kerja sama di bidang ini. “Pada kesempatan ini, saya mengajak pemangku kepentingan sektor publik dan swasta, calon investor dari Indonesia untuk bekerja sama di bidang ‘green energy’,” ujarnya.

Untuk diketahui, MoU ini bertujuan untuk mengembangkan dan memperkuat hubungan kerja sama antara kedua negara berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan.

Selain itu, dengan ditandatanganinya perjanjian ini, kedua negara diharapkan dapat mempromosikan kerja sama di bidang energi melalui kolaborasi antara sektor pemerintah kedua negara, perusahaan milik negara, dan memfasilitasi kerja sama antar sektor swasta.

Perlu dicatat bahwa nilai perdagangan antara Azerbaijan dan Indonesia mencapai US$ 30,7 juta pada 2020. Sedangkan sampai dengan Maret 2021, nilai perdagangan kedua negara telah mencapai US$ 15,6 juta.

Reporter: Verda Nano Setiawan