Pertamina merevisi target pengembangan kapasitas kilang dari yang semula sebesar 2 juta barel per hari (bph) menjadi 1,425 juta. Langkah ini dilakukan lantaran adanya transformasi energi yang semakin pesat.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan pihaknya telah meninjau ulang rencana mega proyek pengembangan kapasitas kilang. Pasalnya pemerintah juga telah mendorong ke arah pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan pengembangan baterai kendaraan listrik di dalam negeri.
"Jadi dari 1 juta barel (ekspansi) menjadi 2 juta ini direvisi, sekarang menjadi 1,425 juta per hari. Jadi peningkatannya adalah 425 ribu per hari," kata Nicke dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII, Senin (31/5).
Adapun rinciannya tambahan 425 ribu bph ini nantinya akan berasal dari Grass Root Refinery (GRR) Tuban sebesar 300 ribu bph, kemudian dari Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan 100 ribu bph, dan dari Kilang Balongan 25 ribu bph.
Pertamina sebelumnya menyatakan, megaproyek modernisasi dan pembangunan kilang minyak RDMP dan GRR akan meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat dari saat ini 1 juta bph menjadi 2 juta bph.
Mantan Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Ignatius Tallulembang pernah mengatakan bahwa peningkatan kapasitas produksi untuk mewujudkan cita-cita menjadi perusahaan kelas dunia pada 2025. Pertamina menargetkan pembangunan empat RDMP dan dua GRR yang terintegrasi dengan pabrik petrokimia.
Empat RDMP yang dimaksud yakni, Refinery Unit (RU) V Balikpapan; RU IV Cilacap; RU VI Balongan, dan RU II Dumai. Sedangkan dua GRR yang dibangun yakni, Tuban dan Bontang.
"Kilang Pertamina ini nantinya akan menghasilkan produk bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan dengan standar Euro 5," kata Tallulembang beberapa waktu lalu.
Namun, Nicke akhirnya menyatakan perusahaan hanya akan fokus mengerjakan lima proyek kilang, yaitu satu GRR di Tuban dan empat RDMP di Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Dumai. Hal ini setelah mitra perusahaan, Overseas Oil and Gas LLC atau OOG, mundur dari proyek Kilang Bontang.
"Sebelumnya ada enam, empat upgrade dan dua bangun baru. Itu kami koreksi, kami hanya bangun satu kilang baru dengan upgrade empat kilang eksisting dan yang baru Tuban, yang di Bontang tidak," ujar Nicke tahun lalu.