Proyek pengembangan Kilang Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak menjadi 1,15 juta barel per hari dengan nilai investasi US$ 7,4 miliar.
Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional, berhasil memproduksi 14,5 juta barel MFO LS, bahan bakar kapal rendah sulfur yang mendukung peraturan emisi global.
Kilang Pertamina Internasional (KPI) mulai menyalurkan B40 pada Januari 2025 sebagai bagian dari upaya mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060 atau lebih cepat dan sejalan dengan kebijakan pemerintah.
Selain memenuhi kebutuhan energi, Kilang Pertamina Internasional juga berkontribusi bagi keperluan industri yang produk akhirnya banyak dimanfaatkan dalam keseharian masyarakat Indonesia.
Momentum groundbreaking ini menandai dimulainya pekerjaan pelebaran jalan Sukaurip-Sujareja yang merupakan rangkaian implementasi bufferzone di area Kilang Balongan.
Menteri ESDM Arifin Tasrif belum dapat memastikan nasib dari kelanjutan proyek grass root refinery atau Kilang Tuban yang digarap Pertamina bersama Rosneft, lantaran kondisi geopolitik.
Kilang Pertamina Internasional menargetkan proyek RDMP Kilang Balikpapan mencapai 96% pada akhir tahun ini. Saat ini kilang menghadapi kendala terkait joint operation dengan kontraktor.
Pertamina akan memasok BBM rendah sulfur dari tiga kilang terbesarnya, yakni kilang Balongan, kilang Cilacap, dan kilang Balikpapan. Namun nantinya seluruh kilang akan memproduksi BBM tersebut.