Ingin Kembangkan Logam Tanah Jarang, PT Timah Masih Cari Mitra

Katadata | Arief Kamaludin
PT Timah Tbk (TINS) tengah mencari mitra untuk mengekstraksi logam tanah jarang.
8/9/2021, 12.32 WIB

PT Timah Tbk menyatakan keseriusannya dalam mengembangkan rare earth element (REE) alias logam tanah jarang (LTJ) di Indonesia. Meski begitu perusahaan berkode emiten TINS ini hingga kini masih berkutat dalam pencarian mitra.

Sekretaris Perusahaan Timah Abdullah Umar Baswedan mengatakan bahwa pengembangan logam tanah jarang di Indonesia membutuhkan proses panjang. Pasalnya, logam tanah jarang hanyalah mineral ikutan dari timah.

Sehingga fokus utamanya bukanlah mencari logam tanah jarang, melainkan mineral timah. Hasil mineral ikutan tersebutlah yang nantinya akan dikumpulkan sebagai persediaan untuk kemudian diproses di kemudian hari.

"Saat ini kami sedang mencari mitra untuk memproses rare earth. Karena prosesnya panjang, kemudian dipecah-pecah sampai produk akhirnya menjadi magnet," katanya dalam acara Public Expose Live 2021 secara virtual, Rabu (8/9).

Adapun kriteria mitra yang dibutuhkan Timah utamanya adalah yang mempunyai teknologi terbukti dari sisi lingkungan. Pasalnya ada rare earth yang ada memiliki kandungan radioaktif. "Tentunya bagaimana kita melihat hasilnya, mana dari proses sini yang menguntungkan kedua belah pihak. Ini terkait dengan rare earth," katanya.

Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak sebelumnya mengatakan bahwa potensi logam tanah jarang sering dibahas. Potensinya pun digadang-gadang cukup besar, namun sesuai namanya, jenis mineral ini masih jarang keberadaannya.

"Namanya juga logam tanah jarang, ya memang jarang. Sering dibahas, barangnya sendiri jarang. Kalau di dalam negeri kita selama ini pembahasannya itu ada di PT Timah," katanya dalam konferensi pers secara virtual beberapa waktu lalu, Selasa (31/8).

Menurut dia keberadaan logam tanah jarang di tanah air memang masih sangat langka. Karena sifatnya yang hanya sebagai mineral ikutan dari mineral utama seperti timah. Sehingga, volumenya tidak sebesar apa yang dibayangkan kebanyakan orang selama ini.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan MIND ID membuka kerja sama dengan negara lain untuk mencari keberadaan mineral langka tersebut. Bahkan bukan hanya LTJ saja, namun juga komoditas yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

"Di luar negeri kami dibantu dubes-dubes RI untuk potensi kerja sama, di Laos, Nigeria, Maroko, potensi kerja sama yang kami manfaatkan kedutaan kita. Jadi bukan rare earth, ini secara umum saja," katanya.

Berikut adalah databoks 10 negara produsen logam tanah jarang terbesar di dunia:

Reporter: Verda Nano Setiawan