PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) mengoptimalkan infrastruktur transmisi guna menyediakan pasokan dan layanan gas bumi di Jawa Tengah. PGN melalui anak usahanya PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) mengoperasikan ruas pipa transmisi gas bumi Kalimantan-Jawa Phase I (Kalija 1).
Sepanjang 2021, realisasi penyaluran transportasi gas melalui Pipa Kalija 1 sebesar 20,65 billion bristh thermal unit per day (BBTUD). Pipa Kalija ini menghubungkan Lapangan Gas Kepodang menuju ORF KJG Tambak Lorok dan Unit Bisnis Pembangkit Indonesia Power – PT PLN di Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah sebagai end user.
Pada Mei lalu, KJG telah merampungkan pembangunan pipa jumperline dari pipa di Upstream Meter KJG ke Pipa interkoneksi Tambak Rejo Tambak Lorok (TRTL). "Setelah jumperline di Tambak Lorok diresmikan, penyaluran gas bumi dari Lapangan Kepodang menjadi lebih fleksibel," kata Direktur Utama KJG Toto Yulianto, Jumat (1/10).
Bukan hanya untuk pembangkit listrik, gas bumi akan disalurkan untuk sektor industri, SPBG Kaligawe serta mother station CNG Semarang. Di Mother Station CNG Semarang, gas akan dikompres menjadi CNG untuk diniagakan ke market non pipeline. Mother Station menggunakan 4 compressor kapasitas 1.300 m&³3;/ jam atau setara dengan 3 BBTUD.
“Pipa jumperline digunakan guna penyaluran gas untuk industri dengan pengembangan pipa distribusi dari Tambak Lorok sampai dengan Mangkang dan KIK Kendal,” ujar Toto.
Adapun di sektor industri, gas bumi disalurkan ke industri Demak termasuk PT Aroma Kopi kurang lebih sampai 2,5 BBTUD. Hingga saat ini, PGN di area Semarang dan sekitarnya melayani 14 pelanggan komersial industri, 6 pelanggan kecil UMKM, dan 13.700 pelanggan rumah tangga di wilayah Jawa Tengah. Total penyaluran gasnya sekitar 17 BBTUD.
Selain itu, jumperline Tambak Lorok juga digunakan untuk mendukung PT Rekind untuk commissioning Lapangan Jambaran Tiung Biru dengan kebutuhan gas sebesar 4 sampai 8 BBTUD. Adapun interkoneksi pipa ini juga akan berguna untuk mengoptimalkan distribusi gas bumi di Jawa Tengah, khususnya mempersiapkan jalur distribusi gas bumi di kawasan industri seperti di Batang dan Kendal.
Toto mengatakan perusahaannya mendukung penuh upaya subholding gas untuk penguatan konektivitas gas bumi guna memberikan nilai tambah di pusat-pusat ekonomi di Jawa Tengah. Pasalnya, jika perkembangan industri semakin menggeliat, maka dapat memperkuat investasi daerah.
“Jaringan Pipa Transmisi Gas Bumi Kalija berkontribusi dalam penyediaan energi alternatif yang ramah lingkungan dan bermanfaat sebagai sumber energi pembangkit listrik, industri serta mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan BBM,” ujar Toto.