PT Pertamina berkomitmen menerapkan aspek health safety security & environment (HSSE) dalam kegiatan operasi perusahaan. Ini dilakukan supaya insiden terbakarnya salah satu tangki penyimpanan Pertalite di kilang refinery unit atau RU IV Cilacap tidak kembali terulang.
Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional, Ifki Sukarya mengklaim Pertamina telah menerapkan strategi HSSE proaktif sebagai upaya preventif terhadap insiden.
Sebagai contoh, pasca insiden Juni 2021, Pertamina melalui HSSE segera menerapkan upaya pencegahan dan penanganan kebakaran berupa pemenuhan foam 200% dari worst case, proses pengajuan Mobile Crane Head Truck serta proses pengajuan LTSA HCFE.
"Dari segi pengendalian api, strategi offensive fire fighting yang dilakukan HSSE Pertamina menunjukkan hasil yang cepat guna memadamkan api dan proses pendinginan terhadap tanki-tanki sekitarnya dengan hydrant foam," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (16/11).
Selain itu, langkah-langkah proaktif lainnya yakni penerapan dokumen pengecekan untuk pekerjaan panas (SIKA panas, JSA, kelengkapan APAR, Pws lapangan). Kemudian pemasangan penangkal petir di area tangki, pemasangan earthing dan bonding untuk tank storage, piping system dan peralatan proses lainnya, hingga pemasangan fire gas detector.
"Terkait insiden yang terjadi bulan November, Pertamina terus melakukan langkah investigatif guna mengetahui penyebab insiden tersebut dan menyiapkan strategi HSSE yang andal," kata dia.
PT Kilang Pertamina Internasional juga tengah melakukan percepatan pemasangan Percepatan Pemasangan Lightning Protection System (LPS) dan mengupayakan agar tangki menjadi penangkal petir mandiri. Selain itu juga akan dilakukan pengecekan rutin yang lebih kerap terhadap tangki dan perlengkapan penangkal petir.
Sebelumnya, kebakaran tangki minyak di Kilang Cilacap milik Pertamina yang terjadi pada Sabtu (13/11) mendapatkan sorotan dari Komisi VII DPR. Salah satunya yakni Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Gerindra, Kardaya Warnika.
Dia menilai insiden yang terus berulang itu berpotensi memukul kredibilitas Pertamina di mata investor, yang akan mempengaruhi pencarian mitra bisnis.Dia pun menyesalkan insiden kebakaran di Kilang Cilacap, Jawa Tengah.
Sebab, ini merupakan insiden ketiga kebakaran tangki kilang milik perusahaan pelat merah yang terjadi dalam rentang waktu satu tahun. Menurut dia, salah satu faktor terpenting pada industri minyak tidak hanya keuntungan, faktor keselamatan kerja juga harus diutamakan.
"Jika kondisi ini masih terus terulang, maka kredibilitas Pertamina di mata investor akan terus menurun. Pertamina akan sulit lagi mencari partner, karena partner akan melihat Pertamina, profesional atau tidak," ujarnya.
Dia pun mendesak agar Pertamina menggandeng lembaga internasional untuk mencari penyebab seringnya insiden terbakarnya pada tangki kilang. Selain itu, dia juga meminta agar ada sanksi yang diberikan kepada pimpinan Pertamina.