SKK Migas menyampaikan bahwa proses pengerjaan proyek gas di Blok Sakakemang hingga sampai saat ini masih terus berlangsung. Repsol, selaku operator blok tersebut dipastikan memulai produksinya di pada 2024-2025 mendatang.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan Repsol telah menyelesaikan front end engineering design (FEED) untuk proyek tersebut. Adapun perusahaan saat ini tengah menganti hasil uji sumur long duration test (LDT).
"Sambil menunggu hasil uji sumur long duration test untuk memastikan jumlah cadangan gas yang lebih pasti untuk bisa dikembangkan," kata Julius kepada Katadata.co.id, Senin (31/1).
Menurut dia proses pengerjaan uji coba sumur sudah mulai berlangsung sejak beberapa bulan ini. Kegiatan uji sumur ini diperkirakan dapat rampung pada Februari 2022. "Target onstream di 2024 atau 2025 will see detail evaluasinya nanti ya," katanya.
Selain itu, Blok Sakakemang termasuk salah satu proyek yang mengimplementasikan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilisation, and storage (CCUS). SKK Migas berencana menambahkan fasilitas tersebut ke dalam rencana pengembangan (POD) blok ini.
Menyusul terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK), SKK Migas terus mengupayakan implementasi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS), dan CCUS di industri hulu migas.
Selain Blok Sakakemang, fasilitas CCUS juga akan ditambahkan ke dalam POD proyek Abadi LNG Blok Masela. Sebelumnya teknologi CCUS telah dimasukkan ke dalam POD proyek Tangguh LNG untuk Lapangan Ubadari dan Vorwata di Papua Barat.
"Memang yang baru kita setujui tahun lalu POD Ubadari di Tangguh. Ke depan akan banyak POD yang memasukkan scope ini, yang kita identifikasi Abadi Masela, kemudian Sakakemang yang lakukan diskusi internal," kata Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara dalam konferensi pers secara virtual, Senin (17/1).