Harga Batu Bara Melonjak, Perusahaan Tambang Kejar Target Produksi

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/hp.
Foto udara tempat penumpukan sementara batu bara di Muarojambi, Jambi, Selasa (21/4/2020).
Editor: Yuliawati
8/3/2022, 17.32 WIB

Produsen batu bara berupaya mengejar target produksi di tengah kenaikan harga emas hitam. Salah satunya yakni PT Arutmin Indonesia yang menargetkan produksi hingga 30 juta ton pada tahun ini.

General Manager Legal & External Affairs Arutmin, Ezra Sibarani, optimistis target produksi perusahaan dapat tercapai. Adapun target produksi batu bara Arutmin pada tahun ini yakni antara 27 juta ton hingga 30 juta ton. "Kami optimistis dapat mengejar target produksi," kata Ezra kepada Katadata.co.id, Selasa (8/3).

Dia mengatakan kondisi curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu lalu sempat menjadi kendala dalam proses produksi. Namun demikian, hal tersebut sudah dapat diatasi oleh perusahaan.

Ketersediaan alat berat untuk menunjang target produksi juga menjadi tantangan tersendiri. Mengingat, banyak perusahaan yang mulai menambang seiring kenaikan harga emas hitam.

"Untuk alat berat memang saya dengar sempat sulit di pasaran karena harga yang tinggi, semua orang menambang. Tapi fleet saat ini kami juga sedang berupaya untuk menambah untuk support tambahan dan rotasi alat," ujarnya.

Sedangkan Head of Corporate Communication Adaro Febrianti Nadira mengatakan tak dapat memprediksi harga batu bara. Adaro akan terus memaksimalkan upaya untuk fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid.

"Adaro akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," ujarnya.

Adaro pada tahun ini menargetkan produksi batu bara sebesar 58 hingga 60 juta ton. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan produksi perusahaan pada tahun lalu yang mencapai 52,70 juta ton.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia memperkirakan capaian produksi batu bara nasional kuartal pertama tahun ini akan lebih rendah sekitar 15-20% dari target.

"Penyebabnya adalah periode musim penghujan yang terjadi setiap tahunnya, di tambah faktor kebijakan larangan ekspor bulan Januari lalu," kata dia.

Meski demikian, menurut dia, pengusaha masih berpotensi mengejar target produksi pada kuartal kedua dan kuartal ketiga dengan memanfaatkan musim yang lebih kering. Namun, hal ini dapat terealisasi jika penanganan covid-19 terkendali dan tersedianya alat berat yang menunjang target produksi lebih tinggi.

Kementerian ESDM menetapkan target produksi batu bara pada tahun ini mencapai 663 juta ton. Sebanyak 165,7 juta ton di antaranya diperuntukkan untuk pasokan domestik dan 497,2 juta ton sisanya untuk pasar ekspor.

Berdasarkan data dari Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, realisasi produksi batu bara hingga 2 Maret 2022 telah mencapai 70,93 juta ton atau baru mencapai 10,70% dari target nasional tahun ini.

Reporter: Verda Nano Setiawan