SKK Migas: Pengeboran Lambat karena Jumlah Rig Minim

ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Petugas berkomunikasi saat memeriksa Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).
24/3/2022, 14.23 WIB

SKK Migas menargetkan 890 kegiatan pengeboran sumur pengembangan di tahun 2022, dengan rata-rata 70 sumur per bulan. Namun hingga Maret ini baru tercapai 141 kegiatan pengeboran.

Kepala Divisi Operasional Pengeboran dan Perawatan Sumur SKK Migas, Surya Widyantoro, mengakui bahwa pada tiga bulan pertama 2022, pengeboran masih berada di bawah target. Pada Januari, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) hanya mampu mengebor 57 sumur dari target 70 sumur.

Kemudian, pada Februari 45 pengeboran dari target 65 sumur. Sedangkan pada Maret hanya tercapai 39 pengeboran dari target 73 sumur.

"Realisasi pengeboran yang tak kunjung mencapai target selama tiga bulan terakhir dikarenakan faktor cuaca dan kurang tertatanya urutan kerja yang berpengaruh kepada minimnya rig yang tersedia," ujarnya dalam Drilling Summit 2022, Kamis (24/3).

Dia menyampaikan bahwa operasional rig kerapkali melebihi hari operasinya, sehingga berdampak pada jadwal pengeboran sumur berikutnya.

“Dalam tiga bulan ini belum mencapai target karena faktor cuaca, jadi lokasi pengeboran itu susah untuk dimasuki kendaraan berat. Dan soal rig. Misalnya rig A mengebor 5 sumur, tapi realisasinya 3 sumur,” kata Surya.

Guna mengatasi hal tersebut, Surya mengatakan SKK Migas harus menyiapkan standby rig yang difungsikan untuk mengoptimalkan pengeboran sumur saat rig utama tidak bisa melakukan pengeboran.

Hal tersebut dirasa penting untuk untuk memanfaatkan momentum harga minyak yang tinggi dan mengejar target produksi 1 juta barel per hari (bph) minyak pada 2030. “Rig yang selalu siaga ini akan mengoptimalisasikan sumur yang tidak bisa dikerjakan oleh rig yang seharusnya,” kata Surya.

Pada kesempatan tersebut, Surya mengatakan kebutuhan rig untuk kegiatan pengeboran pengembangan di tahun 2022 seharunya ada 101. Akan tetapi, hingga bulan Maret ini jumlah rig yang tersedia hanya 76. Dari 76 rig yang tersedia, ujar Surya, hanya ada 34 rig yang bisa digunakan.

“Ini lagi proses (pengadaan) 25 rig. Ini masih kekurangan, dalam proses tender. 75 ini yang sudah memiliki status kontrak walau kita saat ini masih memakai 34 rig,” ujarnya.

Untuk mengejar produksi minyak 1 juta bph pada 2030, SKK Migas memasang target untuk meningkatkan suplai rig dari tahun ke tahun. Mulai 2025, jumlah rig onshore ditargetkan berjumlah 151 dan 30 rig offshore. Jumlah tersebut akan dipertahankan hingga 2030.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu