IEA Sepakat Lepas Cadangan 120 Juta Barel Untuk Jinakkan Harga Minyak

www.skkmigas.go.id
Rig pengeboran migas lepas pantai.
Penulis: Happy Fajrian
8/4/2022, 18.32 WIB

Negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) sepakat untuk melepas total 120 juta barel cadangan minyak strategisnya ke pasar untuk meredakan lonjakan harga minyak. Jumlah tersebut termasuk 60 juta barel dari total 180 juta barel yang akan dilepas Amerika Serikat (AS).

Dengan demikian total cadangan minyak strategis yang akan dilepas ke pasar sebesar 240 juta barel. Ini menjadi pelepasan cadangan minyak strategis terbesar negara anggota IEA non Amerika Serikat (AS) untuk menghadapi disrupsi di pasar minyak global imbas invasi Rusia ke Ukraina.

Sanksi yang dijatuhkan negara barat terhadap Rusia di tengah ketatnya pasokan membuat sekitar 3 juta barel minyak Rusia hilang dari pasar. Ini membuat harga minyak melambung hingga mencapai US$ 130 per barel yang merupakan level tertingginya dalam 14 tahun terakhir.

Harga minyak menunjukkan penurunan mingguan untuk dua minggu berturut-turut seiring dengan kabar ini. Harga minyak jenis Brent dalam seminggu terakhir turun menjadi US$ 101,31 per barel dari sebelumnya US$ 104,39. Sedangkan West Texas Intermediate turun menjadi US$ 96,88 dari minggu sebelumnya US$ 99,27 per barel.

Namun analis ANZ Research mengatakan pelepasan cadangan strategis ini dapat membuat produsen minyak, termasuk yang tergabung dalam OPEC menahan peningkatan produksinya.

"Terlepas dari (pelepasan) volume yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, keraguan tetap ada, apakah banjir pasokan ini akan mengatasi kekurangan minyak mentah Rusia," kata analis PVM Stephen Brennock seperti dikutip Reuters pada Jumat (8/4).

Di sisi lain, produksi kondensat minyak dan gas Rusia turun menjadi 10,52 juta barel per hari (bph) pada 1-6 April dari rata-rata Maret 11,01 juta barel per hari. “Komitmen yang dibuat oleh anggota mencapai 120 juta barel yang akan dirilis selama periode enam bulan,” tulis pernyataan IEA seperti dikutip dari Reuters.

Adapun Jepang akan menjadi kontributor terbesar setelah AS, yang akan melepas cadangan minyak strategisnya sebesar 15 juta barel. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengataan bahwa invasi Rusia ke Ukraina tak termaafkan dan pelepasan cadangan ini akan mengendalikan harga minyak.

“Kami tak bisa memaafkan invasi dan kejahatan perang Rusia. Kami akan menunjukkan sikap kami dengan tindakan keras,” ujar Kishida.

Jepang memiliki sekitar 470 juta barel cadangan minyak bumi pada akhir Januari, setara dengan 236 hari konsumsi domestik, dalam bentuk cadangan negara, cadangan yang dimiliki oleh penyuling dan skema penyimpanan minyak mentah bersama dengan negara-negara produsen.

Setelah Jepang, negara dengan pelepasan cadangan minyak terbesar berikutnya yaitu Korea Selatan sebesar 7,23 juta barel, Jerman 6,48 juta barel, Prancis 6,05 juta barel, Italia 5 juta barel, Inggris Raya 4,41 juta barel, Spanyol 4 juta barel, Turki 3,06 juta barel, Polandia 2,23 juta barel, Australia 1,61 juta barel, serta Belanda 1,6 juta barel.

Kemudian Yunani 624 ribu barel, Hongaria 531 ribu barel, Selandia Baru 483 ribu barel, Irlandia 451 ribu barel, Finlandia 369 ribu barel, Lithuania 180 ribu barel, dan Estonia 74 ribu barel.

"Pelepasan kami terdiri dari sekitar 184.000 barel minyak mentah yang disimpan di Spanyol dan hampir 299.000 barel solar yang disimpan di Inggris," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Selandia Baru, Megan Woods.

Dia menambahkan bahwa ada banyak volatilitas di pasar minyak global sejak invasi Rusia ke Ukraina. “Ditambah dengan langkah Amerika Serikat untuk melepaskan 180 juta barel minyak selama enam bulan ke depan, akan membantu memberikan kepastian kepada pasar,” kata Woods.