PLN bakal mendapat pasokan gas alam cair atau LNG dari Kilang Tangguh milik BP Berau mulai 2023 sebagai bahan bakar pembangkit listrik gas. Keputusan ini diambil usai perusahaan setrum milik negara ini tak memperpanjang kontrak pasokan LNG dari Kilang Bontang milik Pertamina.
Executive Vice President Gas dan BBM PLN, Rakhmat Asyahari, mengatakan PLN hanya akan menerima suplai LNG dari pemasok tunggal Kilang Tangguh BP pada tahun 2023.
"Untuk tahun ini PLN terima dari Kilang Bontang, tapi ini tahun terahir. Tahun 2023 PLN hanya punya kontrak jangka panjang dari Kilang Tangguh punya BP," kata Rakhmat saat ditemui usai acara IPA Convention 2022 ke-46 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (22/9).
Guna meningkatkan target bauran gas pada pembangkit listrik PLN, Rakhmat berharap ekplorasi proyek minyak dan gas bumi (Migas) di proyek Indonesia Deepwater Development atau IDD fase II segera terlaksana agar bisa dieksploitasi.
Pasalnya, sumbangsih bauran energi gas terhadap total energi pembangkit listrik masih berada di angka 17%. Capaian ini masih rendah daripada bauran batu bara yang mencapai 66,98% dari total energi pembangkit listrik PLN.
"Kalau ada gasnya PLN siap beli karena pertumbuhan listrik di tahun 2022 cukup tinggi, sekitar 8% pada semester pertama. Harapannya ada penemuan-penemuan lapangan baru yang bisa menambah suplai LNG ke PLN," sambungnya.
Rakhmat menjelaskan, pasokan LNG dari Kilang Tangguh di Papua akan disebar ke seluruh pembangkit listrik gas lewat pengiriman kapal kargo. Kapal itu bakal membawa LNG ke Terminal Arun, Terminal LNG Gorontalo dan Terminal LNG Bali.
"Ada beberapa terminal penerima LNG lain misal di Jawa Barat dan Lampung. Harapannya nanti PLN akan ekspansi pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia Timur," tukas Rakhmat.