Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, khususnya untuk jenis bensin, tahun ini diramal melampaui level 2022 seiring terus berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19.
Perusahaan konsultansi energi dunia, Rystad Energy, memperkirakan konsumsi bensin tahun ini mencapai 670 ribu barel per hari, naik dari 635 ribu bph pada 2022.
“Pemulihan pasca-Covid-19 menjadi pendorong utama tumbuhnya permintaan bensin,” kata analis pasar minyak senior Rystad Energy, Sofia Guidi Di Sante, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/2). “Kami telah memperhitungkan pertumbuhan yang lebih lambat sebagai dampak dari resesi global”.
Seiring dengan meningkatnya konsumsi, impor BBM, juga diperkirakan meningkat. Wood Mackenzie memperkirakan impor bensin pada 2022 telah melampaui level pra-pandemi sebesar 380 ribu bph, yang merupakan rekor tertinggi sejak 2010. “Impor dapat meningkat menjadi 390-400 ribu bph tahun ini,” tulis laporan Wood Mackenzie.
Sementara itu Refinitiv Oil Research memperkirakan impor bensin pada 2022 mencapai 15 juta ton atau setara 345 ribu bph, naik dari 11,5 juta ton pada 2021. “Permintaan diprediksi masih kuat dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat,” kata analis Wood Mackenzie, Ranice Tan.
Namun, tambah dia, pertumbuhan diproyeksi akan melambat imbas kenaikan harga BBM tahun lalu, untuk mencegah membengkaknya subsidi energi, dan potensi dampak dari resesi global.
Seperti diketahui pemerintah menaikkan harga BBM subsidi sekitar 30% pada September 2022, yakni Pertalite dan solar, sebagai langkah untuk mencegah membengkaknya subsidi energi dalam APBN.
“Namun, subsidi pemerintah, yang mencapai sekitar separuh dari harga eceran bensin, telah melunakkan hantaman harga energi yang meroket bagi konsumen,” kata Tan. “Dan tahun ini pemerintah telah meningkatkan volume bensin bersubsidi untuk disalurkan.”
Anggota BPH Migas Saleh Abdurrahman menyebutkan bahwa penjualan bensin bersubsidi mencapai 29,81 juta kiloliter (KL) atau setara 513,7 ribu bph pada 2022. Sedangkan tahun ini pemerintah mengalokasikan 32,56 juta kl bensin bersubsidi untuk disalurkan.
BPH Migas) memproyeksikan bahwa konsumsi BBM bersubsidi Pertalite naik hingga 6-10% pada tahun ini dari alokasi kuota 2022. Saleh menyampaikan bahwa perkiraan lonjakan konsumsi Pertalite dan solar pada 2023 merupakan hitung-hitungan asumsi pertumbuhan ekonomi dan realisasi konsumsi tahun ini.