Satu Orang Tewas dalam Kebakaran Kapal Tanker Pengangkut BBM Pertamina
Tim pencarian dan pertolongan (SAR) berhasil menemukan satu orang korban tewas akibat kebakaran Kapal MT Kristin pengangkut BBM milik Pertamina di perairan laut barat Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (26/3).
“Korban ditemukan di atas kapal pada Senin dini hari sekitar pukul 04.20 WITA. Kondisi badan sudah tidak utuh karena hangus terbakar,” kata Humas Kantor SAR Mataram I Gusti Lanang Wiswananda, di Mataram, Senin (27/3).
Ia mengatakan jenazah yang belum diketahui identitasnya tersebut dievakuasi ke tug boat Samudra, kemudian dibawa ke Pelabuhan Gilimas Lembar, Kabupaten Lombok Barat. “Jenazah korban kemudian dibawa dari Kapal Baladewa di Pelabuhan Gilimas ke Rumah Sakit Bhayangkara di Kota Mataram,” ujarnya.
Hingga saat ini, kata Lanang, tim SAR gabungan masih melakukan pengecekan di atas kapal untuk mencari dua korban lainnya yang masih hilang. Kapal MT Kristin pengangkut BBM Pertamina terbakar di perairan laut barat Pulau Lombok pada 26 Maret 2023 pukul 14.50 WITA.
Informasi yang diterima Kantor SAR Mataram, haluan kapal MT Kristin tiba-tiba meledak ketika persiapan labuh jangkar di perairan sekitar Terminal BBM Ampenan, pada pukul 14.36 WITA. Kapal tanker itu dilaporkan membawa muatan 5.900 kiloliter (KL) BBM bersubsidi jenis Pertalite.
PJs Area Manager Relation, Communication and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatim Balinus, Taufik Kurniawan, menyampaikan bahwa MT Kristrin berencana untuk menyetorkan muatan Pertalite tersebut ke terminal BBM Ampenan dan Sanggaran, Bali masing-masing sebanyak 2.700 Kl dan 3.200 KL.
MT Kristin merupakan kapal pengangkut minyak milik PT Hanlyn Jaya Mandiri yang tengah disewa oleh PT Pertamina International Shipping (PIS). "MT Kristin tersebut adalah kapal yang di sewa oleh PIS dengan membawa muatan sebesar 5.900 KL Pertalite," kata Taufik dalam keterangan video, dikutip Senin (27/3).
Adapun awal mula api diketahui berasal dari forecastle atau mooring deck sisi depan saat kapal hendak melakukan labuh jangkar di perairan Ampenan. Awak kapal sudah berupaya melakukan pemadaman api, namun api tidak bisa dikendalikan sehingga nakhoda kapal memerintahkan semua awak meninggalkan kapal.
Sebanyak 14 orang awak kapal berhasil dievakuasi pada pukul 15.18 WITA, dua orang masih belum diketahui keberadaannya hingga saat ini, dan satu orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.