Banyak Unplanned Shutdown, Lifting Migas Kuartal I Tak Capai Target

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023).
17/4/2023, 17.40 WIB

SKK Migas mencatat capaian minyak terangkut atau lifting sepanjang kuartal I 2023 mencapai 613.700 barel per hari (bph) atau 92,8% dari target tahunan sebesar 660.000 bph. Sementara itu, torehan salur gas mencapai 5.399 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) atau 87,6% dari target 5.399 MMscfd.

Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, mengatakan bahwa tingkat lifting migas dipengaruhi oleh unplanned shutdown yang terjadi pada beberapa lapangan migas besar sejak awal tahun.

Sebagai informasi, unplanned shutdown adalah penghentian sebagian atau seluruh fasilitas produksi secara tidak terencana atau tidak terduga karena kegagalan peralatan dan kondisi operasi yang tidak normal.

Sepanjang tiga bulan pertama 2023, terjadi unplanned shutdown di tiga lokasi seperti kebocoran pipa minyak di PHE OSES yang terjadi pada Januari dan Maret yang mengurangi produksi minyak hingga 10.000 bph. Sementara itu, terjadi tanah loncor (land slide) di lapangan minyak EMCL yang melonggarkan produksi minyak hingga 10.000 bhp.

Unplanned shutdown juga terjadi di lapangan gas yang dikelola oleh BP, HCML, dan Pema Global Energi. “Bulan Maret itu uplanned-nya sangat besar,” kata Wahyu dalam konferensi pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I tahun 2023, Senin (17/4).

SKK Migas juga melaporkan adanya realisasi penerimaan negara hingga Maret mencapai US$ 3,57 miliar atau 22,5% dari target US$ 15,88 miliar secara tahunan. Sementara serapan invetasi sepanjang kuartal I 2023 adalah US$ 2,63 miliar atau 16,9% dari target tahunan sebesar US$ 15,54 miliar.

Untuk meningkatkan capaian lifting migas sampai akhir tahun, SKK Migas berencana untuk melakukan rencana pengeboran kepada 991 sumur pengeboran sampai akhir tahun. Kendati demikian, target tersebut belakangan direvisi menjadi 911 sumur karena keterlambatan terjadi sejumlah penundaan pengeboran.

Satu diantaranya terjadi di wilayah kerja Pertamina di Rokan. Adapun hingga akhir kuartal I, realisasi pengeboran berada di angka 167 sumur.

Wahyu menjelaskan, penghentian kegiatan pengeboran di Rokan berdampak pada terhentinya operasional menara bor atau rig. “Pertamina melakukan pengecekan imbas kejadian fatality di PHR, kurang lebih ada 100 rig di sana,” ujar Wahju.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu