PT Perusahaan Gas Negara (PGN) membukukan laba bersih senilai US$ 86 juta atau sekira Rp 1,31 triliun pada kuartal I 2023. Laba bersih ini berasal dari peningkatan operasional volume lifting minyak dan gas (migas) sebesar 7% menjadi 27.568 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) dari 26.885 BOEPD pada periode yang sama 2022.
Peningkatan tersebut berkat adanya tambahan produksi dan lifting di Blok Fasken. Dengan peningkatan volume lifting migas PGN meraup pendapatan sebesar US$ 933,7 Juta, dengan mencatatkan laba bruto sebesar US$ 176,8 Juta, laba operasi sejumlah US$ 139,3 Juta dan EBITDA sebesar US$ 281,9 juta.
Direktur Utama PGN, Haryo Yunianto, mengatakan hasil kinerja tersebut datang dari usaha perusahaan dalam menjalankan strategi yang terintegrasi dengan seluruh proses bisnis serta optimasi perluasan infrastruktur gas bumi dan kehandalan pasokan PGN.
"Sehingga PGN mencatatkan laba bersih pada triwulan I 2023 yang diatribusikan ke entitas Induk sebesar US$ 86 juta," kata Haryo dalam siaran pers pada Selasa (2/5).
Adapun produksi migas naik 3% sebesar 28.685 BOEPD, transportasi minyak juga menunjukkan kenaikan kinerja cukup signifikan yang mencapai 15.718 BOEPD atau naik 66% secara tahunan. Kinerja LPG processing mencapai 10.846 Ton.
Haryo melanjutkan terdapat peningkatan transmisi gas untuk kebutuhan industri, PLN, dan pupuk, diantaranya di ruas Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Kalimantan. “Dari sisi penjualan gas ke pelanggan selama periode Januari-Maret 2023, telah mencapai 976 BBTUD. Sedangkan untuk volume transmisi sebesar 1.438 MMSCFD," ujarnya.
PGN terus menjaga kinerja di segala aspek dengan menjalankan program cost saving melalui inovasi, improvement dan peningkatan efisiensi di setiap aktivitas perseroan agar utilisasi gas bumi nasional semakin handal sebagai energi yang bersih dan ramah lingkungan pada masa transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE).