SKK Migas masih menunggu kepastian alih aset dua proyek stategis nasional (PSN) proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) fase II dan pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela.
Dua proyek hilir migas itu sejatinya dijadwalkan masuk ke pembahasan yang lebih serius pada April bulan lalu. Operator proyek IDD, Chevron, sebelumnya dijadwalkan untuk menyepakati perjanjian jual beli saham atau sales and purchase agreement (SPA) hak pengelolaan perusahaan kepada perusahaan migas asal Italia, Eni.
Sementara terkait alih aset 35% saham Blok Masela dari Shell kepada konsorsium Pertamina dan Petronas, SKK Migas menyatakan bahwa konsorsium akan segara menyampaikan klausul perjanjian yang mengikat atau binding offer paling lambat pada pekan ketiga April.
Meski begitu, hingga awal Mei rencana lanjutan terhadap dua pengembangan proyek lapangan migas itu belum melaju ke tahap yang lebih serius.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut dari masing-masing kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) terkait kelanjutan proyek IDD maupun Masela.
"Prosesnya masih dilakukan Business to Business. Sejauh ini belum ada informasi ke kami," kata Hudi lewat pesan singkat pada Rabu (3/5).
SKK Migas berharap proses alih aset pengelolaan lapangan migas antar KKKS berjalan baik untuk menambah pendapatan negara dalam jangka panjang dari pemanfaatan sisa potensi migas dari proyek IDD dan LNG Masela.
Proyek IDD ditaksir punya potensi produksi mencapai 844 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) untuk gas alam dan minyak bumi 27.000 barel per hari (bopd). Sementara Blok Masela dilaporkan memiliki cadangan gas sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF). "Nanti kalau sudah ada info lebih lanjut, akan segera kami sampaikan," ujar Hudi.
SKK Migas juga masih terus berdikusi dengan Pertamina dan Shell untuk mempercepat proses divestasi aset ladang gas tersebut. "Sampai saat ini kami masih menunggu proposal terkait divestasi hak partisipasi Shell di Blok Masela," kata Hudi.
Sebelumnya, SKK Migas melaporkan kabar positif terkait kelanjutan proyek IDD dan pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela. Kepastian mengenai keberlanjutan pengelolaan dua proyek hulu migas tersebut akan ditentukan dalam kesepakatan kunci pada April 2023.
"IDD sekarang masih proses dan rencananya SPA akan direncanakan tanda tangan di April ini. Kami sedang menunggu hari -hari ini," kata Kepala SKK Migas, Dwi Soejipto dalam konferensi pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I tahun 2023, Senin (17/4).
Sementara terkait alih aset 35% saham Blok Masela dari Shell kepada konsorsium Pertamina dan Petronas, Dwi mengungkapkan bahwa konsorsium akan segara menyampaikan klausul perjanjian yang mengikat atau binding offer paling lambat pada pekan ketiga April.
Nantinya, konsorsium Pertamina dan Petronas akan berkolaborasi dengan Inpex Corporation sebagai operator sekaligus pemegang saham mayoritas Blok Masela.
"Masela sekarang sudah dalam proses, April ini diharapkan nanti di minggu ketiga ada penyerahan mengenai penawaran Pertamina. Karena memang Pertamina sudah lebih besar kepastiannya untuk berkonsorsium," ujar Dwi.