Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berencana melelang kembali pengelolaan Blok Masela tahun depan, dan berpotensi dikelola oleh PT Pertamina (Persero). Pasalnya, tenggat waktu pengoperasian blok untuk memproduksi minyak dan gas bumi atau migas adalah lima tahun dan berakhir hingga 2024.
Saat ini, 65% pengoperasian Blok Masela dimenangkan oleh Inpex Corporation. Sebanyak 35% saham Blok Masela sejauh ini masih dimiliki oleh Shell Royal Dutch walaupun telah menyatakan hengkang dari proyek tersebut pada 2020.
"Kalau tidak segera diselesaikan pengoperasian Blok Masela, kami akan ambil opsi paling baik buat Indonesia. Ya mudah-mudahan dikelola PT Pertamina, memang kami tawarkan dulu," kata Arifin di Istana Kepresidenan, Senin (29/5).
Sejauh ini, Shell masih belum menyelesaikan penjualan atau divestasi sahamnya di Blok Masela ke Pertamina. Arifin menilai proses divestasi tersebut masih terhambat pada negosiasi kesepakatan harga.
Arifin menyampaikan lambatnya pengelolaan lapangan yang menyimpan cadangan gas sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF) berimbas pada kerugian negara saat ini. Menurutnya, upaya monetisasi gas di Blok Masela masih tersendat karena sikap Shell yang tak kunjung melepas 35% hak partisipasi mereka kepada Pertamina.
"Sekarang ini yang dirugikan Indonesia, pemerintah tidak mau hal ini terjadi. Inpex sudah ada kesungguhan, tapi Shell ini sudah mundur dan tidak bertanggung jawab," ujarnya.
Potensi pengembangan Blok Masela kian terbuka seiring hasil eksplorasi Inpex Corporation yang telah menemukan 10 sumur potensial. Menurut Arifin, pemerintah telah memberikan kemudahan pengembangan Blok Masela untuk Inpex dan Shell melalui revisi rencana pengembangan atau PoD.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menilai keputusan yang dilakukan oleh Shell berdampak negatif pada upaya pemerintah untuk mempercepat monetisasi ladang gas Masela.
“Begini, Masela itu agak lama, jadi pemerintah kehilangan peluang untuk mengelola dalam waktu yang panjang. Kemarin Pak Menteri ESDM menyampaikan kecewa lah,” kata Tutuka di Gedung Nusantara I DPR Jakarta pada Selasa (23/5).
Menurut Tutuka, pemerintah saat ini berencana untuk menindaklanjuti rencana pengembangan atau PoD Blok Masela. Langkah itu sebagai upaya untuk mengorek informasi ihwal pengembangan Blok Masela yang berjalan lambat.
“Kami mau menindaklanjuti PoD-nya. Pemerintah kecewa kenapa kok bisa lama seperti itu,” ujar Tutuka.