Usulan Lifting Migas 2024 Disepakati: Target Lifting Minyak, Gas Turun

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023).
5/6/2023, 18.18 WIB

Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR menyepakati pagu indikatif asumsi makro lifting migas atau minyak dan gas bumi pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.

Hasil mufakat tersebut bertemu pada target lifting minyak sebesar 615.000-640.000 barel per hari (bph) atau sekitar 20.ooo bph lebih rendah dari target APBN 2023 sebesar 660 bph. Sedangkan lifting gas sebanyak 1,030-1,036 juta barel setara minyak per hari (boepd), di bawah 1,1 juta boepd tahun ini.

Kesepakatan tersebut merupakan nilai tengah dari usulan Kementerian ESDM yang menyodorkan besaran angka lifting minyak bumi pada RAPBN 2024 di kisaran 597.000 hingga 625.000 barel per hari. Sementara lifting gas bumi berada di rentang 999.000 sampai 1,05 juta barel setara minyak per hari.

Di sisi lain, Komisi VII DPR mengusulkan lifting minyak bumi pada RAPBN 2024 di kisaran 630.000 sampai 660.000, sedangkan lifting gas bumi berada di angka 1,030 juta sampai 1,036 juta barel setara minyak per hari.

Wakil Ketua Komisi VII, Maman Abdurrahman, mengatakan bahwa usulan target lifting minyak 615.000-640.000 bph berangkat dari kondisi lapangan minyak tua yang cenderung mengalami penurunan produksi. Kondisi itu juga tercermin dari hasil produksi minyak pada triwulan I yang hanya menyentuh 613 ribu bph.

“Lifting minyak ini semua paham dan mengerti situasi ril produksi nasional kita. Namun khusus untuk gas ini bisa relatif optimis karena produksi gas di lapangan cukup bagus,” kata Maman dalam rapat kerja (Raker) dengan Kementerian ESDM pada Senin (5/6).

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu