Beli 35% Saham Shell di Blok Masela, Pertamina Bayar di Bawah US$ 1 M

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Sejumlah pekerja melakukan pendeteksian laju karat di pipa pada Anjungan Bravo Flow Station Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ), lepas pantai utara Subang, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023).
16/6/2023, 17.14 WIB

Pertamina akan menyetor separuh harga pelepasan 35% saham hak partisipasi Blok Masela kepada Shell paling lambat pada akhir bulan ini. Langkah tersebut setelah Shell melunak dan bersedia mengalihkan kepemilikan saham ke Pertamina dengan harga yang lebih ekonomis.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pembayaran separuh harga atau uang muka tersebut merupakan komitmen pemerintah untuk mengunci masuknya Pertamina. Blok Masela merupakan proyek pengembangan lapangan gas yang memiliki cadangan sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF) tersebut. "Bulan Juni ini akan bayar separuhnya dulu sebagai tanda jadi," kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (16/6).

Arifin enggan memberikan keterangan nilai transaksi dari proses pengambilalihan 35% saham proyek tersebut. Dia hanya menyebutkan harga divestasi 35% hak partisipasi Blok Masela milik Shell berada di bawah US$ 1 miliar. "Angkanya sudah ada. Targetnya Pertamina akan ambil hak partisipasi dapat diselesaikan akhir bulan ini," ujar Arifin.

Potensi pengembangan Blok Masela kian terbuka seiring hasil eksplorasi Inpex Corporation yang telah menemukan 10 sumur potensial. Pemerintah melalui SKK Migas juga telah mengunci komitmen perjanjian jual beli gas atau PJBG Blok Masela kepada sejumlah pembeli potensial di pasar domestik.

Sebanyak 40% dari total produksi gas Blok Masela akan disalurkan kepada badan usaha milik negara (BUMN) seperti PT PLN (Persero), PT PGN Tbk hingga industri Pupuk. Sedangkan kelebihan 60% gas Blok Masela bakal diekspor ke luar negeri. Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan gas alam cair (LNG) di pasar Asia.

Di sisi lain, Pertamina berkomitmen untuk mengambil alih aset 35% hak partisipasi milik Shell di Blok Masela. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan langkah tersebut ditujukan untuk mengerek produksi gas perseroan sekaligus menjadi aset investasi jangka panjang perusahaan.

"Tentu masyarakat sangat berharap ladang gas raksasa itu bisa segera dikembangkan. Dengan masuknya Pertamina, kami berkomitmen untuk segera mungkin mengembangkannya," kata Nicke dalam Media Briefing Capaian Kinerja 2022 di Grha Pertamina Jakarta pada Selasa (6/6).

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu