PT Pertamina Hulu Rokan alias PHR melaksanakan tajak perdana sumur migas nonkonvensional (MNK) di Sumur Gulamo, Blok Rokan pada Kamis (27/7). Kegiatan eksplorasi MNK merupakan kerja sama dengan perusahaan eksplorasi migas asal Amerika Serikat, EOG Resources Internasional.
Tajak sumur diresmikan langsung oleh sejumlah pejabat negara seperti Menteri ESDM Arifin Tasrif didampingi Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Dirjen Migas Tutuka Ariadji.
Selain itu turut hadir Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro, Direktur Utama PHR Chalid Salim Said, dan Gubernur Riau Syamsuar.
Direktur Utama PHR Chalid Salim Said mengatakan, sumber daya MNK di Blok Rokan berada di formasi pematang brown shale, yakni batuan induk utama hidrokarbon yang ada di kawasan Sumatera bagian tengah.
PHR juga mendeteksi temuan sumber daya MNK di bagian lower red bed, yakni formasi bebatuan yang berada di bawah brown shale. Potensi ini berada pada kedalaman lebih dari 6.000 kaki.
“Di WK Rokan potensi MNK ini ada di wilayah sumur Gulamo, dengan rencana total kedalaman mencapai 8.559 kaki," kata Chalid dalam siaran pers, dikutip pada Jumat (28/7).
Berdasarkan hasil pengujian Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat pada 2013 lalu, potensi MNK pada lima cekungan di Indonesia mengandung sumberdaya minyak dan gas in-place masing-masing sebesar 234 miliar barel minyak (BBO) dan 303 triliun kaki kubik (TCF).
Salah satu potensi sumber daya MNK itu berada pada cekungan Sentral Sumatera Basin, di mana Blok Rokan yang dikelola oleh PHR merupakan bagian dari cekungan tersebut.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan bahwa potensi MNK yang ada di Blok Rokan mencapai 1,28 miliar barel yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi impor minyak Indonesia dan mengejar target produksi satu juta barel minyak per hari pada 2030.
Arifin berharap eksplorasi perdana MNK di Sumur Gulamo tidak berhenti pada tahap uji sampel dan analisa sumur, melainkan berlanjut pada pembuktian produktivitas dan awal pengembangan MNK di Indonesia. "Usai uji sampel dan analisa dilanjutkan sebagai sumur pilot fracturing hingga dapat membuktikan produktivitasnya," ujar Arifin.
Operasi pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo akan menggunakan rig berukuran besar dengan tenaga 1.500 horse power (HP). Sebagai pembanding, operasi eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional di wilayah kerja Rokan umumnya menggunakan rig 350 HP/550 HP/750 HP.
Diperlukan area well pad yang cukup luas sekitar 2,5 hektar atau 2,5 kali lebih luas dari well pad pada umumnya. Pada tahap pengembangan, well pad ini dapat mengakomodasi sekitar delapan kepala sumur pengembangan.
Selain tajak MNK di Sumur Gulamo, SKK Migas juga menjadwalkan pengeboran MNK lanjutan di Sumur Kelok yang juga terletak di Blok Rokan. Rencana kegiatan eksplorasi MNK di Sumur Kelok ditargetkan berjalan pada November 2023.
Pengambangan dari dua sumur MNK Gulamo dan Kelok diproyeksikan dapat memberi kontribusi produksi minyak pada 2025 dan secara bertahap dapat menyumbang 60.000 sampai 70.000 barel per hari pada 2030.
Rencananya, Pertamina Hulu Rokan selaku operator Blok Rokan bakal menggandeng kembali EOG Resources Internasional untuk kerja sama pengeboran sumur migas non konvensional Kelok.